Hellboy Pointer Keindahan Danau Sakti "Gunung Tujuh" 1950 Mdpl | Simphony Rimbaku
RSS

Keindahan Danau Sakti "Gunung Tujuh" 1950 Mdpl



6 oktober 2013

Pagi yang cerah di Kersik Tuo, matahari yang bersinar indah membangunkanku dari tidur yang lelap, dengan semangat pagi saya bangun kemudian bergegas menjemur perlengkapan yang basah karena hujan pada saat turun dari puncak kerinci kemarin. Di depan sudah  tersedia termos, gula, teh dan kopi tinggal diolah untuk dijadikan sarapan pagi, pisang goreng + teh hangat menjadi menu kita pagi ini. Setelah itu saya mandi lalu packing dan  bersiap-siap melanjutkan perjalanan menuju danau gunung tujuh.

Sekitar pukul 09.30 akhirnya kami dapat  mobil yang langsung masuk ke pos jaga yang berada di kaki gunung. Kami segera pamitan dan berterimakasih pada tuan rumah dan juga pada teman-teman dari Depok yang muncak bareng kemarin. 

Foto bareng sebelum meninggalkan basecamp Jejak Kerinci
Kami berangkat menuju desa pelompek kecamatan Kayu Aro, karena sopirnya akrab sama Rangga kami minta mampir disalah satu warung untuk belanja logistik setelah itu lanjut ke pos resort yang letaknya dikaki gunung tujuh. Tiba di pos  sekitar pukul 11.00 siang disana sudah nampak si andri berdiri di depan pos dia menunggu karena sebelumnya kami sudah janjian akan jalan bersama ke danau gunung tujuh.

Danau Gunung Tujuh merupakan perjalanan tertunda kami 2 tahun lalu karena waktu yang sangat singkat saat itu kami harus pulang dengan harapan suatu saat nanti akan kembali mendaki kerinci lagi sekaligus danau indah ini yang hanya sempat kami lihat dari puncak kerinci dan Alhamdulilah terkabulkan. Diluar dugaan antara percaya dan tidak, saya berada di kerinci lagi bersama teman-teman meskipun dengan  suasana yang sedikit berbeda.
Danau Gunung Tujuh nampak dari Gunung Kerinci

Keindahan Danau Gunung Tujuh yang hanya sempat kami liat dari tugu yuda Kerinci (saat 2 tahun yang lalu)



Kaki Gunung Kerinci (saat turun dari puncak )


 Secara ilmiah Danau Gunung Tujuh merupakan danau vulkanik yang terbentuk akibat kegiatan gunung berapi di masa lampau. Danau ini berada pada ketinggian 1950 Mdpl dan merupakan danau tertinggi di Asia Tenggara dengan ukuran panjang 4,5 km dan lebar 3 km. Lokasinya berada pada Desa Pelompek, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi.  Karena letaknya di atas gunung, menjadikan suasana danau masih asri dan alami. Danau ini juga digunakan sebagai sumber mata pencaharian nelayan setempat.

Danau ini dikelilingi oleh tujuh puncak gunung disekitarnya yakni : Gunung Hulu Tebo ( 2.525 Mdpl), Gunung Hulu Sangir (2.330 Mdpl), Gunung Madura Besi ( 2.418 Mdpl), Gunung Lumut yang ditumbuhi berbagai jenis lumut (2.350 Mdpl), Gunung Selasih (2.230 Mdpl), Gunung Jar Panggang (2.469 Mdpl), dan Gunung Tujuh (2.735 Mdpl), itulah sebabnya diberi nama  Danau Gunung Tujuh.

Setelah mandi, makan siang dan packing kami bersiap-siap untuk berangkat menuju danau. Tepat pukul 13.00 setelah berdoa bersama, kami berangkat meninggalkan pos jaga menuju danau gunung tujuh,  berjalan disiang hari dengan kondisi jalur pada titik start pendakian benar-benar terbuka dan teriknya matahari begitu terasa membakar untung saja masih landai, saya berjalan tanpa henti kemudian melewati perkebunan penduduk, memasuki kawasan hutan dengan keragaman flora dan faunanya, disini barulah kutemukan tempat yang adem untuk beristirahat. Panas yang luar biasa menguras tenaga hingga keringat bercucuran dan dehidrasi melanda. Inilah tantangan berjalan siang dan secara perlahan jalurpun mulai menantang dengan tanjakan-tanjakan yang lumayan membutuhkan tenaga ekstra. You-C1000 segera membasahi tenggorokan ini kemudian kami melanjutkan perjalanan, Mol dan Rangga berjalan di depan sedang saya berjalan sedikit santai sambil bercerita bersama Andri (salah satu teman dari sekber kerinci yang menemani kami pada pendakian pertama menuju puncak kerinci dan beliau sudah seperti adik kami). Setelah 3 jam berjalan sampailah kami di danau. Nampak hamparan gunung yang terlihat indah dari kejauhan, segarnya udara pegunungan, panorama hijau, dan air yang jernih benar-benar menyuguhkan keindahan yang luar biasa dan membuat kita betah menikmati pemandangannya.

Saat Hendak Berangkat Menuju Danau Gunung Tujuh
Rest sejenak sebelum melanjutkan perjalanan
Subhanallah.. rasanya ingin teriak, saya segera berlari kecil menuju batu besar yang ada di tepi danau walau keliatan licin tapi andri meyakinkan saya untuk bisa memanjati batu tersebut, dan darisini saya menikmati keindahan danau sambil berucap dalam hati Alhamdulilah saya sudah berada disini, danau yang kemarin cuma bisa saya liat dari gunung kerinci. Waktu sudah sore saat itu dan kami harus segera cari tempat camp untuk mendirikan tenda.

Menghirup segarnya udara danau (saat baru tiba )



Tempat yang sangat strategis untuk tenda kami, hanya ada saya, mol, rangga dan andri, bisa berburu kepiting sesukanya tanpa ada yang menggangu. Sore itu setelah tenda hampir selesai terpasang tiba-tiba hujan mengguyur kami, saya dan mol segera masuk tenda dan mengamankan barang-barang sedang andri dan rangga tetap bertahan diluar sana memasang flysheet tenda se-safety mungkin demi keamanan dan kenyamanan bersama mereka rela hujan-hujanan diluar sana. Setelah itu mereka masuk tenda, ganti pakaian kemudian kami ngopi bareng, persaudaraan dan keakrabanpun semakin terasa, Rangga yang masih sungkan pada pendakian kerinci kemaren sekarang sudah bisa bercanda dan tertawa lepas bersama kami. Malam hari setelah hujan reda semua sibuk dengan urusan masing-masing, molyanti keluar tenda ditemani oleh rangga berburu kepiting yang merupakan salah satu makanan favoritnya karena itu dia sangat senang ketika Rangga menginfokan bahwa ada kepiting disekitar danau. Mereka mencari kepiting di tepi danau yang tidak jauh dari tenda, sedang Andri berusaha membuat api unggun dengan menggunakan kayu yang Rangga dapatkan tadi sore namun sayang sekali kayunya sedikit basah karena hujan tadi,  dan saya sendiri di dalam tenda mendengar musik sambil jaga lilin, kalau lilinnya mati kasihan mereka (mol, rangga, dan Andri) mereka pasti tidak mendapatkan kepiting yang ada juga mereka dimangsa kepiting, hahahaa... 

Kepiting di tepi Danau Gunung Tujuh

Berusaha membuat api unggun

Teriakan yang heboh dari mol dan Rangga mulai terdengar mereka mendapatkan banyak kepiting, kebetulan diseberang sana jarak tempuh 15 menit dari tempat kami ada sekelompok PA juga yang lagi camp terdiri dari anak Jakarta, Padang, dan ada 1 orang juga dari Makassar. Teriakan mol dan rangga memecah keheningan malam, mereka teriak sekeras mungkin untuk tenda tetangga yang cukup jauh agar bisa bergabung untuk berburu kepiting tapi entah mereka dengar atau tidak namun tak ada teriakan balasan darisana. Sayapun penasaran dan bergegas keluar tenda tapi lilinnya tetap kubawa demi mol dan rangga meskipun dengan menggunakan headlamp juga, woww.. kepitingnya kecil-kecil tapi lumayan berisi. Kemudian saya menuju tempat si andri yang sedang tetap berusaha membuat api unggun meski belum kelar-kelar juga  dari tadi, gimana mau nyala anginnya lumayan dan kayunya juga sedikit basah tapi saya tetap membantu dan menyemangatinya berharap akan ada keajaiban hingga apinya bisa nyala, hahaa..

Malam itu sangat gelap, tidak ada bintang hanya ada cahaya lilin dan headlamp, semua sibuk dengan aktifitas masing-masing. Karena apinya tidak kunjung nyala terpaksa saya stel musik dari hp rangga sambil memandangi mol dan rangga yang sedang berburu kepiting. Danau yang begitu luas dan hari yang semakin malam tak juga hening dengan keributan rangga dan mol bersama kepitingnya. Akhirnya pencarian kepiting telah selesai waktunya memasak dengan bumbu ala kadarnya  oleh chef kita molyanti, Aroma yang begitu sedap membuatku lapar namun rangga, saya dan andri tidak terlalu hobby makan kepiting meski demikian saya dan andri tetap mencicipi sedikit, dan merasakan kepiting danau gunung tujuh yang dimasak oleh chef yang handal meski dengan bumbu alakadarnya namun aromanya sangat menggoda. Sambil makan kami tetap bercerita dan juga tertawa sesukanya di dalam tenda seolah danau milik kami, hingga selesai makan satu persatu tumbang dan tidak tidak lama kemudian terdengarlah suara dengkuran yang entah dari "SB" siapa.



7 oktober 2013






Selamat Pagi Danau Gunung Tujuh, Udara pagi yang begitu segar, pemandangan dan suasana danau yang begitu mendamaikan hati. Aktifitas pagi dimulai dengan beres-beres tenda persiapan logistik untuk sarapan kemudian mol mengeluarkan matras lalu berjalan menuju tepi danau disana dia mulai masak-masak.  Setelah kopi siap kami berempat kembali ngopi sambil ngerumpi masih seperti kemaren danau serasa milik kami dengan keributan yang kami, sesekali eksis dengan mengabadikan gambar di danau yang indah ini sambil menunggu pak nelayan yang tidak kunjung datang. Karena terpesona dengan kejernihan air danau ini saya mengajak mereka mandi tapi ga ada yang mau terpaksa saya mandi sendiri menikmati segarnya air danau yang jernih ini. Kami lama bercerita sambil makan-makan dan sambil menikmati keindahan danau ini hingga tanpa terasa sudah pukul 11.00  dan kami baru menyadarinya setelah hujan memaksa kami untuk beranjak dari tepi danau dan kembali masuk ke tenda. Gemercik hujan tidak mengalahkan suara tawa kami karena didalam tenda sesion paling seru yakni curhat, saling mengejek dan gosipin orang, semuanya akan menjadi kenangan yang tidak terlupakan di danau ini.



Kami beranjak meninggalkan danau sekitar pukul 13.00 setelah packing dan doa bersama. Disepanjang perjalanan sudah tidak ada orang yang camp tinggal kami berempat, langkah kami percepat dan tanpa rest dengan harapan bisa cepat sampai karena mobil sudah menunggu kami di kaki gunung. Kami tiba di pos sekitar pukul 15.00 tapi alangkah kecewanya karena mobil yang menunggu kami sudah berangkat bersama teman-teman yang kemaren ditawari berburu kepiting oleh mol dan rangga. Setelah hampir 30 menit di pos ini akhirnya ada juga mobil yang mau masuk menjemput kami dan mengantar hingga ke sungai penuh (Sekber Kerinci), disanalah kami nginap sebelum balik ke makassar pada keesokan harinya.
Demikianlah Perjalanan tertunda kami di danau gunung tujuh, waktu 1 malam tidak cukup, banyak cerita lucu yang akan menjadi kenangan kami bersama danau ini. Meskipun rasanya ingin berlama-lama menikmati keindahan danau ini namun kami harus segera pulang dan kembali menjalani rutinitas seperti biasa. Terima kasih buat teman-teman di Sekber Kerinci dan teman-teman KPA Jejak Kerinci yang sudah menjamu kami disana, dan terimakasih khusus buat Rangga dan Andri yang sudah menemani dan membuat perjalanan kami menjadi lebih seru.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Menggapai Atap Sumatera Part 2

Gunung Kerinci merupakan gunung api tertinggi di Indonesia berada pada garis 10A*45,50’ LS dan 10A*160’ BT,   statusnya masih aktif den...

Popular Posts