Hellboy Pointer Januari 2019 | Simphony Rimbaku
RSS

Jalan Setapak Berlumut Merah "Nenemori"

Pegunungan Latimojong merupakan pegunungan terpanjang di Sulawesi yang membentang dari Kabupaten Sidrap - Enrekang - Luwu - dan Kabupaten Tana Toraja. Untuk pendakian biasanya para pendaki menggunakan jalur melalui kabupaten Enrekang dengan tujuan puncak tertinggi yakni Rantemario dengan ketinggian 3478 Mdpl dan puncak sebelahnya yang merupakan puncak kedua tertinggi  adalah Nenemori dengan ketinggian 3397 Mdpl. Keindahan panorama, hangatnya sambutan penduduk asli , serta aroma dan rasa kopi yang khas menjadikan jalur pendakian dengan melalui kabupaten Enrekang menjadi favorit. Rantemario dan Nenemori menjadi pilihan diantara beberapa puncak gunung dibarisan Pegunungan Latimojong bagi para pendaki karena puncaknya saling berdekatan dengan posisi saling sejajar dan menyambung mengarah ke Utara dilihat dari peta Topographi.Dari informasi yang saya dapat untuk menuju Nenemori ada jalur dari dusun karangan dan ada juga yang dari Rantemario, karena target 2 puncak maka kami menggunakan jalur dari Rantemario yakni dari telaga (sebelah kiri jika kita dari puncak).


Biasanya jelang libur ada ajakan untuk refreshing ataupun sekedar wisata dari teman, kebetulan waktu itu ada tanggal merah doubel dan salah seorang teman bernama mas Nuri yang berasal  dari Jawa sangat ingin mendaki ke gunung Latimojong/Rantemario, karena keinginannya itu dia sering nelpon dan menanyakan kapan ke latimojong ? Setelah pikir-pikir rasanya saya juga butuh refreshing sudah lama tidak mendaki. Bersamaan dengan itu beberapa kali saya melihat postingan teman tentang Nenemori yang ternyata lumayan dekat dari Rantemario, sayapun mencari informasi tentang gunung tersebut dari beberapa adikku di Mapala Veteran yang pernah kesana diantaranya Stone(berdomisili di Enrekang). Stone memberikan informasi tentang gunung Nenemori dan bahkan bersedia mengantar kesana jika waktunya cocok. Saya mengabari mas Nuri dan mencocokkan waktu untuk berangkat ke Latimojong, dan  stone menyepakati. Saya juga mengajak adik MV yang lainnya yakni Kalom dan Dumang, Kami berempat rencana berangkat malam dari sekret dengan menggunakan motor. Biasanya para pendaki menggunakan mobil rental dari Makassar ke Baraka, Enrekang dengan biaya 100 ribu/orang kemudian dari Baraka ke Dusun Karangan (Kaki Gunung Rantemario)jika hari pasar (Senin, Kamis) biaya cuma 50 ribu/orang jika selain hari pasar harus charter mobil dengan biaya 1,5 juta atau dengan menggunakan ojek biaya 150 ribu/orang.


Makassar - Enrekang - Dusun Karangan
 
Sepulang dari kantor saya langsung persiapkan barang-barang dan packing dalam waktu 35 menit setelah itu sholat magrib, kemudian checklist lalu buru-buru berangkat ke sekret karena di hp ku sudah ada beberapa panggilan tak terjawab dari Mas Nuri, setelah kuangkat, rupanya dia sudah menunggu di Kampus. 

Sesampai di sekret saya dapat kabar kalau topeng mau ikut dia sedang packing barang di rumahnya dan sebentar lagi akan menuju sekret, Alhamdulillah bertambah satu teman dan ada waktu untuk ceklis kembali kekurangan packingan. Rencana berangkat habis sholat magrib berubah menjadi pukul 21.30 malam, Setelah berdoa bersama kamipun berangkat dengan carrier masing-masing menggunakan motor menuju Enrekang, menembus jalan macet yang begitu panjang disekitar sudiang hingga daerah Maros sementara carrier yang berada dipunggungku belum sempat aku stel talinya, nanti setelah melewati jalan macet baru kepikiran, Akhirnya posisi carier jadi bagus barulah perjalanan terasa nyaman. sempat juga singgah tiga kali dijalan pertama karena ditahan oleh beberapa polisi yang sedang razia, kedua singgah sholat isya di daerah Barru dan ketiga istirahat sambil menunggu waktu sholat subuh pada sebuah mesjid di Kabupaten Sidrap. 

Kami tiba di Enrekang (rumah Stone) pukul 07.00 pagi. Disana kami istirahat sejenak, sampai habis sholat dhuhur sekitar pukul 12.30 baru kami siap-siap untuk jalan, sebelumnya kami  mampir ke pasar belanja logistik dan juga mencari spirtus lalu pukul pada 14.20 kami berangkat menuju dusun karangan. Petualangan dimulai kami melewati jalur yang kadang nanjak kadang penurunan, kadang beraspal dan yang parah jalanan rusak dan becek hingga sesekali kami singgah untuk mendorong motor kadang juga jalanan berlumpur dan memaksa kami untuk berhenti terlebih dengan cuaca selama perjalanan, sempat juga ada singgah di rumah penduduk untuk berteduh karena hujan yang sangat deras, disini saya melihat seorang Ibu yang sedang mengajar mengaji beberapa orang anak laki-laki dan perempuan, sekalian saya permisi pada ibu itu untung numpang sholat ashar. Setelah hujan sedikit reda kami lanjutkan perjalanan dengan menggunakan raincoat masing-masing, yaaa jalur yang sangat menantang dengan cuaca yang juga kurang bersahabat tapi kami begitu menikmati perjalanan tersebut betapa tidak ditengah hujan gerimis bahkan kabut yang kadang muncul lalu menghilang, gumpalan awan yang menawan, suguhan pemandangan yang begitu indah dan juga segarnya udara pegunungan yang membuat kami menjadi bersemangat dalam perjalanan.  Alhamdulillah tiba di dusun karangan sekitar pukul 18.40 di rumah Ambe Simen. Kami beristirahat sejenak lalu kemudian kembali beraktivitas, masak, makan malam lalu melepas lelah mengingat besok pendakian akan dimulai dan kondisi harus benar-benar fit.

Start Pendakian
 
Dusun Karangan - Pos VII Rantemario

Karena waktu libur yang mepet, maka jadi target camp adalah pos 7, bangun subuh untuk masak, suasana hari itu jadi agak rame karena kami kumpul didapur ambe simen masak sambil bercerita, Hingga pagi mulai menyapa dan mentari mulai menampakkan sinarnya kami telah selesai masak, sarapan, mandi, packing, lalu siap-siap untuk berangkat. Kami berangkat meninggalkan rumah ambe pukul 08.00 Wita.

 
siap-siap berangkat meninggalkan dusun karangan


Start dari rumah Ambe Simen

Kami bersama-sama melewati jalan setapak lalu jalanan yang mulai menanjak menuju pos 1 lalu kami melewati perkebunan warga yakni kebun kopi sebelum menanjak puncak bukit disebelah kiri.


Perjalanan menuju pos 1 Rantemario


Setelah 30 menit berjalan kamipun tiba di Pos  1, Karena saya dan Mas Nuri berjalan didepan jadinya saya bisa beristirahat santai di pos 1 sambil menunggu teman-teman lainnya. Yaaa itulah asiknya kalau berjalan didepan bisa lebih lama istirahat dan juga bisa eksis, huhuuu..

Pos 1 Rantemario

Setelah tim lengkap kami melanjutkan perjalanan menuju pos 2 dengan jalur yang bervariasi yaitu mendaki dan menurun serta melipiri tepi jurang lalu mulai memasuki canopy hutan yang lumayan sudah rapat naaahh perjalanan mulai adem meski kadang melewati jalur yang agak becek dan licin tapi setidaknya tidak panas cuma dari pos 1 ke pos 2 agak panjang butuh waktu kurang lebih 2 jam tetapi bila jalannya sambil cerita ga akan terasa sampainya, Mas Nuri banyak bertanya  dan sayapun menjawab. Sambil bercerita dijalan dan tanpa terasa suara air sudah kedengaran menandakan kalau pos 2 sudah dekat dan Alhamdulillah kami tiba di pos 2 pada pukul 10.15 disini kami santai sejenak ngeteh dan makan roti, karena untuk melewati pos berikutnya butuh tenaga ekstra dan target kami makan siang di pos lima . Pada pukul 10.30 Kami melanjutkan perjalanan menuju pos 3 dengan jalur yang nanjak dengan kemiringan kira-kira 80 derajat tanpa bonus dengan waktu tempuh kurang lebih 35 menit. Jalur ini sedikit ekstrim harus scrambling dan jika hujan akan benar-benar licin, harus berhati-hati. Kami tidak rest di pos 3, langsung lanjut pos 4, Jalur dari pos 3 ke 4 dengan kemiringan kira-kira 60-70 derajat,  agak lumayan kadang dapat bonus dan waktu tempuh kurang lebih 40 menit di pos ini saya bertemu dengan sekelompok pendaki yang sedang beristirahat, kamipun rest sejenak tapi tidak lama cuma 5 menit sambil bercerita sama mereka. Agak heran saja katanya jalan kami tergolong cepat karena mereka saja yang berangkat jam 6 juga baru tiba di pos ini,  Sambil senyum-senyum sayapun pamit untuk melanjutkan perjalanan menuju pos 5 saya mengatakan pada mereka kalau kami berencana istirahat di pos 5 untuk makan siang karena target kami camp di pos 7. Perjalanan pos 4 menuju pos 5 cukup panjang tapi kali ini lebih banyak bonusnya cuma cukup melelahkan. Setelah berjalan sekitar 1 jam akhirnya kami sampai juga di pos 5, Pada pos ini terdapat sumber air tempatnya cukup luas dan terbuka hingga benar-benar strategis buat camp ataupun sekedar singgah untuk masak dan makan siang.

Jalur penurunan yang becek dan licin menuju pos 2

Suasana Pos 2 Latimojong
Beristirahat dan makan siang di pos 5

Suasana Camp di Pos 5


Saya dan Mas Nuri tiba sekitar pukul 13.10 di pos 5 tadinya rencana masak sambil menunggu teman yang lain tapi mas nuri cuma bawa kompor, bahan bakarnya terpacking sama teman yang masih dibelakang, akhirnya kami menunggu sambil keluarkan camilan dan sambil bercerita. Setelah itu mas Nuri turun ambil air biar nanti pada saat teman-teman tiba kita bisa langsung masak dan karena harus menunggu sendiri saya mencari tempat yang nyaman untuk berteduh. Pada pukul 15.00 tim kami sudah lengkap, kami segera masak dan makan siang, waktu sudah disetting kami harus camp di pos 7 karena ada target ke Nenemori juga. Kamipun berangkat meninggalkan pos 5 sore itu. Jarak dari pos 5 ke pos 6 cuma butuh waktu 35 menit setelah melewati pos 6 tiba-tiba hujan turun dan juga langkahku jadi sedikit lambat karena sakit perut, saya mulai menghitung langkah pada perjalanan ini meski pelan tapi tetap melangkah ditengah hujan dan hari yang sudah gelap, cuma ada cahaya dari headlamp masing-masing. Kami camp dibawah pos 7 karena sudah malam dan hujan yang semakin deras, kami segera buka tenda, saya, stone, mas nuri dan dumang (kami 1 tenda), sementara kalom dan topeng masih dibelakang rupa-rupanya mereka camp di pos 6, pagi hari baru kami jumpa dan jalan sama-sama menuju pos 7.
Menikmati udara segar pegunungan dan indahnya pemandangan sekitar


Suasana Pos 7 Rantemario

Pos 7 Rantemario - Puncak Rantemario - Puncak Nenemori - Pos 7 Rantemario
 
Setelah tim lengkap kami beranjak meninggalkan camp menuju pos 7 yang sudah tidak jauh, sepanjang perjalanan kami menikmati segarnya udara pagi pengunungan dan juga pemandangan yang sangat Indah yang kadang menggoda kami untuk berhenti dan menyempatkan mengambil gambar (mengabadikan moment), kami juga bertemu dengan pendaki lainnya disepanjang jalan menuju pos 7 hingga 30 menit kemudian kami tiba di pos 7 disambut lagi dengan pemandangan indah dan angin sepoi-sepoi, tidak menunggu lama sebagian teman segera mendirikan tenda dan saya juga segera masak mengingat hari ini  kami target puncak Rantemario dan puncak Nenemori dan kemudian tiba-tiba turun hujan, segera kami angkat barang-barang ke tenda lalu masuk ke tenda dan sama-sama makan siang, tidak setelah makan siang hujan sedikit reda dan kami segera siap-siap untuk muncak. Masing-masing teman telah mengenakan raincoat yaaa diluarsana masih gerimis tapi tidak menyurutkan semangat kami bukankah hujan, teriknya matahari, dan juga badai adalah bagian dari perjalanan? tinggal kitanya saja yang selalu harus siap, tentunya dengan selalu mensafetykan diri. Kami berangkat sekitar pukul 13.10 yaaa sudah terlalu siang saat kami mulai berjalan  dan ditengah jalan hujan semakin deras tapi kami menikmatinya, berjalan menuju puncak melewati beberapa tanjakan lalu akhirnya tiba di telaga, sambil berjalan sempat mataku melihat sekitar dimana ada beberapa tenda juga disana setelah hampir sejam berjalan, nanjak pada jalur bebatuan dan melihat tumbuh-tumbuhan sekitar yang menandakan puncak sudah dekat disini kami berpapasan dengan banyak pendaki yang baru turun dari puncak beberapa orang diantaranya saya kenal kami saling sapa dan mereka sekedar mengingatkan kalau sedang hujan mereka juga dapat hujan dipuncak dan saya menjawab iyaa semoga pas kami tiba dipuncak hujannya reda, tak jauh berjalan dari kejauhan nampaklah sebuah trenggulasi yang berdiri dengan gagah seolah menyambut kedatangan kami dan tiba-tiba saja hujan reda dan saya semakin semangat berjalan mendekati trenggulasi tersebut. yyyaaa Alhamdulillah doaku terkabul sejenak hujan reda dan kami benar-benar memanfaatkan waktu dengan mengabadikan moment kebersamaan kami di puncak Rantemario setelah itu hujan turun kembali tapi kami juga telah siap-siap meninggalkan puncak, sampai ketemu lagi dilain waktu puncak Rantemario, meski berkabut kau tetap indaah. Setelah beberapa menit berjalan meninggalkan puncak tiba-tiba cuaca cerah kembali dan sinar mentari mulai nampak kembali, Stone menemani mas Nuri kembali ke puncak,biar mas Nuri juga bisa lihat indahnya Rantemario ketika cerah sedang saya, kalom, dumang dan topeng lanjut turun dan menunggu mereka di telaga.

Pos 7 Rantemario

Puncak Rantemario

Setelah beberapa menit di telaga akhirnya stone dan mas Nuri tiba kami briefing sejenak untuk perjalanan ke Nenemori karena waktu sudah menunjukkan pukul 14.30 pertimbangan jarak, waktu, dan persiapan/kesafetyan dan Alhamdulillah Stone memutuskan untuk lanjut. Mengingat waktu kami segera berjalan melewati jalur setapak yang awalnya landai dan membuatku mempercepat langkah lalu kemudian menurun dan perlahan menanjak lalu kami memasuki hutan lumut dengan jalan setapak berlumut merah, yaaa warna lumut kemerah-merahan membuatnya terlihat unik. Pada perjalanan ini matahari bersinar dengan terik sempat juga diperjalanan saya berhenti karena sakit perut (efek datang bulan)Setelah sejam lebih berjalan sampailah kami di puncak.

Hutan Lumut Nenemori

Jalan Setapak Berlumut Merah
Foto bersama di  "Puncak Nenemori"
Puncak Nenemori dengan pepohonan khas dan juga bebatuannya

Alhamdulillah sampai juga di puncak sejenak mataku memperhatikan sekitaran puncak sambil mengucap syukur dalam hati, Inilah puncak Nenemori yang beberapakali kulihat dari postingan teman, sekarang terlihat nyata satu tempat dengan hamparan yang cukup luas terdapat banyak pepohonan (khas pegunungan latimojong) disekitarnya, ada juga beberapa bongkahan batu dan susunan batu yang menandakan puncak dengan plat yang bertuliskan puncak Nenemori.  Kami membuka bekal, masak air dan keluarkan camilan sedikit santai sambil ambil gambar, rest sejenak namun kami tidak boleh terlalu lama karena sudah sore. Kami packing kembali lalu bergegas meninggalkan tugu Nenemori dan kembali menuju pos 7 dengan langkah yang lebih cepat biar tidak kemalaman, kami tiba kembali di pos 7 saat magrib (hari sudah mulai gelap) dan aktivitas selanjutnya adalah masak, makan malam dan beristirahat karena kami camp di pos ini, namun ketika mengupas kentang dan wortel tiba-tiba kepalaku sakit langsung terasa nyut-nyut, kegiatanku terhenti saya segera ambil posisi dalam tenda sambil terus ucap istigfar dan dzikir dengan suara pelan sempat dibantu juga kepalaku dipijat oleh Dumang, setelah agak baikan saya lalu gabung makan bersama mereka lalu kemudian beristirahat karena besok kami masih harus melanjutkan perjalanan.

Pos VII Rantemario - Dusun Karangan - Makassar

Pagi itu terdengar suara ramai dari teman-teman, mereka bangun cepat karena hendak melihat sunrise, tapi kepalaku masih terasa berat dan satu moment saya lewatkan bersama mereka, Sampai mereka kembali ke tenda baru saya bangun dan sarapan bersama mereka. Menikmati segarnya udara pagi di pos 7 rantemario dan Alhamdulillah kepalaku sudah tidak sakit lagi, disini saya bertemu Naken dan Ifha (Kawan di Makassar Resque) sempat foto bersama dengan mereka, setelah itu kami packing dan melanjutkan perjalanan pada pukul 8 pagi menuju dusun karangan sedang Naken dan Ifha lanjut menuju puncak. Pada perjalanan turun saya juga berjumpa dengan Indank dan Afla (kawan dari MR juga) sedang pada jalur menuju pos 2 saya bertemu dengan zul dan kawan-kawan (Dari KPA Chetengan)bahkan kami sempat ngopi-ngopi bersama di Pos 2 Rantemario sambil beristirahat, mas Nuri dan Stone sempat mandi di sungai (pos 2). Kami melanjutkan perjalanan dan tiba di dusun karangan pukul 13.20 siang dan tim lengkap pada pukul 14.00 siang, sejenak kami beristirahat lalu pada pukul 15.00 kami lanjut perjalanan menuju Lura (rumah Stone)dengan menggunakan sepeda motor, kebayang betapa capeknya mereka yang baru turun gunung harus kembali bawa motor dengan melewati medan yang sedikit ekstrim, becek dan licin, akan tetapi mereka tetap ceria dan sama sekali tidak terlihat ekspresi capek, pada perjalanan pulang beberapa kali kami singgah baik itu untuk menikmati pemandangan ataupun karena saling tunggu pada jalanan rusak/becek, kami juga sempat singgah ngopi di rumah Taro lalu kami lanjut dan tiba malam di rumah Stone. Saya segera mandi, makan malam lalu bereskan packingan karena saya langsung lanjut ke Makassar dengan mobil rental, mas Nuri dan Dumang lanjut dengan motor sedang Kalom dan Topeng masih tinggal disana. Saya tiba subuh di rumah, masih bisa tidur 2 jam setelah itu mandi dan siap-siap kerja lagi. Alhamdulillah tepat waktu, semua sesuai rencana dan jika diingat kembali kok ga ada rasa capek yaa waktu itu, sedang saat menulis dan membayangkannya berasa capeknya, inilah serunya sebuah perjalanan. Tuntas sudah perjalanan menelusuri jalan setapak berlumut merah Nenemori, Alhamdulillah perjalanan kali ini lebih seru dan terasa petualangannya. Terimakasih buat Stone, Kalom, Dumang, Topeng dan Mas Nuri yang sudah menjadi tim terseru dan terbaik, dan terimakasih khusus buat Stone dan keluarga yang telah menjamu kami selama di Enrekang.


Foto bersama sahabat alam di pos 2

Perjalanan pulang dari dusun Karangan


















  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menggapai Atap Sumatera Part 2

Gunung Kerinci merupakan gunung api tertinggi di Indonesia berada pada garis 10A*45,50’ LS dan 10A*160’ BT,   statusnya masih aktif den...

Popular Posts