Hellboy Pointer Ninivala Danau Elok di Kaki Gunung Binaiya | Simphony Rimbaku
RSS

Ninivala Danau Elok di Kaki Gunung Binaiya

Apa itu Ninivala ? apa anda pernah mendengar tentangnya ? Ninivala adalah nama sebuah tempat yang sebagian orang menyebutnya danau dan saya baru saja mendengar tentang tempat ini dari Vano anak Pak Bos yang juga teman satu tim dalam pendakian Binaiya nanti, darisitu saya langsung browsing dan caritahu lebih jelas tentang tempat ini.

Ninivala merupakan suatu danau elok yang berada di Desa Piliana, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, tepatnya di kaki gunung Binaiya. Danau ini disebut juga danau jodoh oleh warga sekitar, dikatakan demikian karena di danau ini ada dua pohon hidup menjulang keatas berdampingan, pohon inilah yang disebut pohon jodoh, konon kabarnya jika kita mandi pada danau ini lalu berdoa atau membayangkan wajah cowok maka kita akan berjodoh sama cowok itu. Wuah wah jadi penasaran dengan danaunya.

Pagi itu Saya, Santi, dan kawan-kawan (Vano, Adhix, Erick, Ephito) tim pendakian Binaiya lagi ngopi di rumah pak bos (ketua tim pendakian) di Tehoru darisini dapat info kalau akan ada tamu dari Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar (Tim PLTMH) yang hendak survey di Piliana besok, dan akan diantarkan kesana, saya jadi ingat akan cerita si Vano tentang danau Ninivala, saya langsung bertanya sama pak bos, tempatnya dekat dengan Ninivala yaa pak? Pak Bos senyum dia jawab "iyaa" seraya menjelaskan sedikit tentang air jodoh Ninivala, kami bisa ikut gak pak ? yaaa kali aja ada yang bisa kami bantu selama disana, kataku.  Pak Bos jawab nanti besok baru lihat, karena pak kepala balai dan timnya juga akan turun mengantar, siaap pak kataku. Keesokan harinya kulihat santi yang sedang sholat subuh di kamar, pas depan tempat tidur, karena sedang halangan saya masih berbaring, waktu menunjukkan pukul 05.15 saat saya bangun dan bergegas menuju dapur membantu Santi masak, sarapan buat tamu, setelah itu saya bergegas ke kamar mandi karena tamunya sebentar lagi datang, sesudah mandi saya berpapasan sama Santi, dia berkata lis tolong buat air panas yaa buat tamu sebentar, aku mau mandi dulu, oke san jawabku. Tadi malam pak bos sudah titip pesan sama  Santi kalau kami diperbolehkan ikut karena mereka nanti pake 2 mobil jadi tak ada masalah. Setelah semua  siap, tamunya datang, kami lalu sarapan sama-sama sebelum berangkat.


Foto bersama sebelum berangkat ke Piliana

Pukul 10.00 Kami langsung berangkat menuju Piliana dengan menggunakan mobil dinas pak kepala balai dan mobil mobil dinas pak Lucky melewati jalan aspal dan juga sebuah jembatan terpanjang di Tehoru yang sepertinya masih baru, hingga kurang lebih sejam kami tiba di kantor Balai Taman Nasional Manusela Resort Saunulu. Kami mampir sebentar disini, sekalian menitip satu mobil, jadi kami pakai satu mobil saja ke Piliana, lalu lanjut perjalanan yang sudah tak jauh darisini, kurang lebih 30 menit  sampailah kami pada sebuah Desa yang orang-orang biasa menyebutnya Desa diatas awan karena letaknya yang cukup tinggi berada di ketinggian 1.280 Mdpl membuat hampir setiap hari kawasan ini disapu awan-awan tebal. Selamat datang di Negeri Piliana.. Meski matahari bersinar dengan terik tapi udara segar pegunungan sudah terasa disini, apalagi suguhan pemandangan yang indah begitu alami selama perjalanan  sebelum kami tiba di rumah Bapak Raja, saya sangat menikmatinya.


Perjalanan menuju Piliana
Mobil mengarah ke rumah bapak Raja melewati jalan aspal yang nanjak lalu menurun kemudian datar setelah memasuki negeri Piliana, nampak beberapa rumah disana yang sudah terbilang rapat meski tak serapat rumah-rumah diperkotaan, jaraknya lumayan berdekatan, beberapa rumah diantaranya juga rumah batu meski lebih dominan rumah kayu/semi. Saya segera antri dibelakang teman-teman yang satu persatu turun dari mobil lalu mengikuti langkah mereka berjalan ke arah rumah Bapak Raja, kami dapat sambutan yang baik disini, orang disana mempersilahkan kami masuk, duduk sambil menunggu. Setelah bapak Raja datang kulihat Pak Bos, Bapak kepala Balai dan Tim PLTMH ngobrol mengenai rencana survey mereka, lalu saya mengalihkan pandangan pada sosok pria yang sudah sedikit berumur, berjalan menuju arah rumah bapak Raja, lalu kudengar salah satu dari kami teriak dan memanggilnya pak Sam, Ooo rupanya beliau yang dibilang pak Sam, porter senior pendakian Binaiya, lantas aku teringat titipan sobatku Mol yang berupa jaket diperuntukkan buat pak Sam biar beliau bisa ikut mengantar dalam pendakian nanti, tapi rasanya kurang enak kalau aku menjumpainya sekarang, nanti sajalah kalau sudah ada waktu luang ucapku dalam hati. Tidak lama kemudian tim mulai bergerak, kami belum kebagian tugas saat itu jadi sambil menunggu kami jalan disekitaran desa Piliana, menikmati udara segarnya kebetulan sudah mendung saat itu.


Memasuki Desa Piliana


Perkenalan dengan Pak Sam di rumah Bapak Raja
 
Salah satu aliran sungai di Piliana




Jalan di Philiana
Tim kemudian berkumpul, briefing, lalu kami sama-sama berjalan melewati jalan aspal menuju ke danau, setelah berjalan sekitar 20 menit tibalah kami pada jalan masuk kedanau, sebelah kanan dari Desa Piliana, disini kami harus berjalan turun melewati beberapa anak tangga lalu nampak sebuah bangunan, naah disini tempat berganti pakaian, tak jauh dari sini keliatan meja dan beberapa kursi disebuah tempat yang datar, kami mampir sejenak menikmati pemandangan juga foto bersama.



Fasilitas yang disediakan disekitar danau


Bersama Pak Bos


Foto Bersama Tim
Foto bersama tim

untuk menuju danau kita harus turun lagi melewati beberapa anak tangga, darisini sudah kedengaran suara air yang mengalir yang membuatku semakin penasaran lalu mempercepat langkah. Pada anak tangga terakhir nampaklah air jernih berwarna kebiruan, saya maju lalu jongkok lebih memperhatikan airnya dengan menceburkan tanganku, kulihat dari dalam danau ini muncul gelembung air seperti di akuarium yang tampak mirip didihan air namun airnya dingin dan gelembung itu beruap seolah mengeluarkan asap. Masya Allah.. saya sangat takjub melihatnya dan sempat tergoda untuk mandi tapi karena sedang berhalangan (haid) saya tak berani macam-macam takut mengotori air yang disucikan oleh warga disini, saya cuma bisa menikmatinya sesaat lalu naik kembali, gabung sama kawan-kawan diatas. Rupanya bukan cuma saya yang tergoda dengan kesegaran air ninivala temanku  Santi penasaran dan mengajakku mandi, pak Baim mendengar dan ngomporin kami untuk mandi biar cepat dapat jodoh katanya, sambil menceritakan pengalamannya sebelum menikah sama istrinya, eee.. rupanya bukan cuma pak Baim, yang lain juga mendengar lalu kompak ngomporin kami untuk mandi, Santi sudah kena racun dan dia langsung menarik aku turun, aku ikut saja menemani sampai bawah, santi mandi dan aku duduk diatas batu dengan memainkan kakiku dibawah air sambil memperhatikan gelembung air yang muncul, sungguh luar biasa ciptaan Allah. Rasa ingin mandi berhasil kutepiskan dengan menikmati pemandangan sekitar danau yang begitu alami.



Danau Ninivala


Menikmati segarnya air danau

Saat hendak meninggalkan danau


Selfie diantara danau dan pohon jodoh dibelakang

Setelah puas main air, Santi berjalan kearahku dan berkata "ayo lis diatas kayaknya sudah sunyi" sambil berjalan menuju anak tangga, saya mengikutinya dari belakang dan benar saja diatas sudah sunyi, lalu kami berjalan menuju kearah atas lagi dimana terdapat sebuah bangunan tempat berganti pakaian, santi masuk dan saya teriak, aku tunggu diatas yaa san,.. lalu kutinggalkan tempat itu sambil berjalan menaiki anak tangga didepan.

Bersama bapak Kepala Adat
Diatas tak nampak seorangpun yang ada cuma pak Baim yang tadi juga ikut mandi di danau, kemana yaa mereka pak ? tanyaku, mungkin masih ada yang diurus jawabnya, sudah kita nunggu saja disini, katanya lagi sambil berjalan kearah kursi yang disediakan disekitar tempat ini, sayapun ikut dari belakang dan memilih kursi panjang berlatarkan pemandangan indah dibelakangnya, hembusan angin sepoi-sepoi yang membuat tempat ini semakin nyaman, lalu kulihat Santi yang sudah rapi dan tampak sangat segar karena habis mandi dan berganti pakaian berjalan kearah kami, loh yang lain kemana lis tanyanya? belum lagi sempat kujawab tiba-tiba mobil muncul dan erick turun membawa kantong plastik berisi makanan. Kami lalu makan bersama sebelum lanjut perjalanan panjang menuju rumah Pak Bos.

Segar sekali yang habis mandi disampingku

Foto bersama saat hendak pulang

Setelah selesai makan, kami masih sempat bercanda, foto bareng lalu beranjak meninggalkan tempat ini menuju rumah pak bos yang memakan waktu sekitar satu setengah jam darisini. Hilang sudah rasa penasaranku ternyata danau ini lebih indah dari yang kubayangkan, meski saya tak bisa ikut mandi merasakan kesegaran airnya tapi setidaknya saya masih bisa menikmati keindahannya, berharap sepulang pendakian binaiya nanti masih ada waktu untuk kesana. Apa air ninivala benar manjur buat Santi ? Keesokan harinya kami kembali survey, selama di Piliana banyak yang lirik Santi, bahkan porter terkece di Piliana (Mas Herdi) jadi tergila-gila sama Santi, sampai minta dibelikan tiket untuk ikut ke Jakarta,  apa itu efek dari air jodoh san ? kataku dengan senyum dan sedikit menahan tawa, Santi mengalihkan pandangannya padaku sambil senyum dia jawab ada-ada saja kamu lis, lalu kami tertawa bersama.


Bapak Sam Porter senior Piliana

Porter Senior Piliana


Demikian cerita singkat perjalananku ke Danau Elok Ninivala, Makasih Pak Bos, Pak Kepala Balai dan Tim yang sudah mengikutsertakan kami dalam perjalanan. Naaahh buat kalian yang penasaran dengan air jodoh Ninivala silahkan main, katanya sich lebih asik mandi disini setelah melakukan pendakian gunung binaiya, karena rasa capek dan pegal akan hilang setelah mandi,  tapi saya tidak sempat praktekkan karena sehabis pendakian kami langsung siap-siap balik ke Masohi. Tempat ini masih bersih dan asri mohon tetap jaga kebersihannya dengan tidak membuang sampah sembarangan, biar mata akan selalu segar jika kesini, terimakasih..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Menggapai Atap Sumatera Part 2

Gunung Kerinci merupakan gunung api tertinggi di Indonesia berada pada garis 10A*45,50’ LS dan 10A*160’ BT,   statusnya masih aktif den...

Popular Posts