Hellboy Pointer Ekstrim, Indah dan Memukau "Air Terjun Tersembunyi" Jeneberang | Simphony Rimbaku
RSS

Ekstrim, Indah dan Memukau "Air Terjun Tersembunyi" Jeneberang

Salah satu air terjun yang pernah viral adalah "Air Terjun Tersembunyi" atau sering mereka namakan air terjun Jeneberang karena letaknya yang berada di hulu sungai Jeneberang. Air terjun ini berada tepat dibawah DAM yang telah porak poranda dihajar air bah sungai Jeneberang. Merasa tertarik saat pertama kali melihat postingan gambarnya di social media, letaknya yang berada diantara tebing yang menjulang tinggi dengan suasana alam begitu natural membuatku berangan untuk bisa main ke tempat ini, sayapun mencari informasi lewat browsing hp, rupanya air terjun ini berada di kawasan wisata Malino, kecamatan Tinggimoncong, kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, namun karena waktu itu masih sibuk jadi belum fokus, beberapa bulan kemudian barulah lebih   serius mencari info karena si Sam kawan yang beberapa kali ngetrip bareng pernah kujanjikan untuk kesana dan dia menagih janji saat liburan setelah lebaran.

Untuk menuju "Air Terjun Tersembunyi" ada 2 jalur yang bisa kita lewati yakni :


  • Melalui jalur kawasan wisata Malino, kecamatan Tinggimoncong, dengan melewati air terjun Takappala dan berhenti di Jembatan Merah Punggawa D'Emba
  • Melalui jalur kecamatan Parigi yang berjarak 3 km dari pasar Saluttowa menuju desa Jonjo, desa Majannang yang juga menghubungkan Jembatan Merah.

Setelah merasa informasi telah lengkap, saya dan sam memberanikan diri berangkat berdua ke air terjun tersembunyi jeneberang meski tahu kalau jalan menuju kesana cukup ekstrim karena selain harus mengendarai motor selama 2 jam lebih kita juga harus berjalan kaki kurang lebih sejam dengan menyusuri jalan berbatu pada tepian sungai dan juga harus menyebrang sungai yang arusnya cukup kuat, tapi apapun itu kami telah siap, bukan berarti pasrah tetapi yakin kalau Allah akan selalu bersama kami.


23 Juni 2019


Sehabis sholat subuh saya sudah sibuk dengan hp, ada beberapa rencana pagi ini tapi karena semalam kondisiku kurang fit jadi tak menjanjikan rencana mana yang akan jadi, beberapa diantaranya adalah janjian jogging bersama sepupu, janjian sepedaan plus mandi di pantai bersama ponakan juga janjian ke air terjun tersembunyi bersama si Sam. Setelah lama berpikir, tak ada teriakan atau wa dari sepupu dan ponakan mengenai dua rencana tadi maka kuputuskan untuk wa si Sam, mendealkan rencana ketiga, menyuruh dia untuk segera bersiap-siap pada pukul 06.43, lalu dia balas katanya sudah selesai mandi dan sekarang lagi siap-siap, syukurlah berharap setengah delapan teng dia sudah sampai di rumah agar kami berangkatnya tidak kesiangan. Saya juga segera bersiap-siap, lalu sambil nonton menunggu kabar darinya, pukul 07.30  ada beberapa pesan masuk diantaranya pesan dari Sam yang katanya sudah otw, semoga pukul 08.00 nanti dia sudah sampai, sambil beraktivitas posisi hp standby didepanku menunggu pesan selanjutnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 08.08 saat membuka hp,  tak ada kabar dari Sam, perasaan mulai geregetan kok lama  perjalanannya, mulai timbul pikiran-pikiran lucu, jangan-jangan si Sam dandan kelamaan nich atau jangan sampai dia diculik pak sopir karena saat jam menunjukkan pukul 08.15 dia tak juga membalas wa_ku yang menanyakan dimana keberadaannya, rasa ngantuk mulai menyerang, kulangkahkan kaki menuju kamar tidur dan berbaring, rasanya sudah malas, saya lalu titip pesan sama ponakan kalau temanku datang bilang tante lis tidak jadi berangkat karena sudah kesiangan, 15 menit beristirahat saat hampir tertidur tiba-tiba terdengar teriakan ponakanku, tante liiiss.. temannya sudah datang, rasanya sudah malas tapi tidak enak juga sama Sam yang sudah jauh-jauh, saya kembali bersiap-siap dan menjumpai beliau dibawah seraya bercanda " aku kira kamu diculik sama sopir pete-pete sam " dia cuma tersenyum dan berkata pak sopirnya lama kak aku sih maunya juga lekas sampai, yaa sudah ayo kita berangkat sudah siang nich, padahal kalau tahu sam datangnya jam segini kan saya bisa jogging dulu bersama sepupu atau sepedaan bersama ponakan.

Pukul 08.35 Saya dan Sam berangkat dari rumah rencananya langsung cuuss biar tidak kesiangan tapi Sam bilang aku lapar kak kita mampir sarapan dulu yuuk, yaa sudah kita mampir nanti di Hertasning jawabku. 
 
Bubur ayam, Sarapan pagi kami

Setelah sarapan kami melanjutkan perjalanan pukul 09.32 kuperkirakan kami bisa sampai pukul 11.30 kamipun melewati perjalanan panjang yang berkelok-kelok dan kadang juga mendapati jalanan rusak  dan jalan berlubang yang tak sengaja kuinjak dan membuat paha jadi pegal, sempat mampir di jalan beli air dan kue tradisional putu cangkir, buat bekal kalau-kalau diperjalanan nanti kami kelaparan karena dari informasi yang saya dapat kita akan berjalan kaki sekitar kurang lebih sejam menuju lokasi. pukul 11.15 kami telah sampai di Kota Bunga Malino.
 
Welcome to Malino
langsung menuju jalan dengan penanda air terjun takappala (jalan poros), darisini saya kurang jelas, mampir untuk bertanya "Jembatan Merah dimana mas ? tanyaku pada penjual nyuknyang goreng yang sedang mangkal dipinggir jalan" kami diarahkan untuk keatas lagi, segera stater motor, lanjut mengikuti petunjuk mas tadi, mulai kesal saat melihat pasar Malino didepan mata, wuaah orang itu kayaknya ngerjain kita sam, kalau tak tahu harusnya bilang tak tahu saja, darisini saya kembali bertanya, rupanya kita memang sudah lewat jauh harusnya pada penanda air terjun takappala tadi (jalan poros) disitu kita masuk dan melewati air terjunnya jalannya lurus-lurus saja sampai ketemu jembatan merah, saya langsung putar balik tanpa sengaja mataku tertuju pada speedometer motor jarumnya menunjuk pada pertengahan, dalam hati kok aneh yaa biasanya setelah isi full bensin bisa irit sampai perjalanan 4 jam baru jarumnya menunjuk ke pertengahan wuaah jangan-jangan ini efek belum ganti oli mengingat minggu kemarin habis perjalanan jauh Makassar-Toraja, Toraja-Makassar, rasa itu kuabaikan sejenak karena takut kehabisan bensin saya singgah bertanya pada bapak disebuah warung pada jalan menuju air terjun takappala " pak jalan ke jembatan merah masih jauh ga yaaa? katanya masih jauh dek, kira-kira berapa menit pak? wuah bisa sampai sejam dek.. huaahhh ?? " biar lebih safety sayapun berkata pada bapak itu, pak tolong pertalite nya 1 botol, bapak itu segera mengisikan. Waktu menunjukkan pukul 11.27 saat kulirik jam yang melingkar pada tangan kiriku sambil berpikir kalau perjalanan hampir sejam berarti saya bisa dapat sejam karena bawa motornya santai akan tiba setengah satu siang kita, segera melanjutkan perjalanan kali ini agak laju, pada perjalanan kami melewati penanda air terjun takappala dan juga penanda air terjun jodoh, banyak banget air terjun disini ya kak, kata sam, saya jawab iyaa seandainya berangkat agak pagi kita bisa mampir, sambil fokus pada jalan yang berkelok-kelok dan menurun beberapa kali klakson kubunyikan karena pada jalan ini sangat sunyi namun tak lama berkendara jembatan merahnya sudah nampak, karena sedang mengendarai motor saya bertanya pada sam, jam berapa sekarang? jam 11.50 katanya tepat saat kami tiba di Jembatan Merah D'Emba, wuaahh bapak tadi juga ngerjain kita katanya hampir sejam perjalanan nyatanya tak sampai setengah jam, biar kita isi bensin kali yaaa tapi tak apalah karena pertamina di Malino juga antri, 


Penanda kalau kami sudah sampai pada jembatan yang benar
Tampak dari seberang, tempat kami mencari orang

Tiba di Jembatan Merah

Jembatan Merah Lama
Hmm.. sepi banget disini, parkir motornya dimana yaa ?, parkir situ aja kak kata sam karena jalan turunnya disini nich sambil nunjuk ke jembatan, mencoba lirik kiri kanan lalu kujawab, jangan asal parkirlaah ingat perjalanan dibawah sekitar sejam, gimana kalau kita naik, motor sudah tak ada, tak pulang kita, sam pun tersenyum sambil jawab iya juga yaach, harus cari orang nich untuk antarkan kita kesana, modal tontonan youtube saja ga cukup, harus ada guide karena kita cuma berdua kataku, lalu motor kuarahkan ke jembatan lama, sambil mencari orang yang bisa mengantarkan kami, namun disana juga sepi tak nampak rumah penduduk, saya mulai resah dalam hati berkata apa perjalanan sejauh ini akan sia-sia tapi lamunanku buyar saat melihat keatas sana, kelihatan 2 orang anak kecil lagi boncengan, saya melambaikan tangan memanggil mereka dan Alhamdulillah mereka datang dan bersedia mengantar kami. Setelah bersama-sama parkir motor pada jalan sekitar jembatan merah kamipun turun menuju kebawah jembatan melewati anak tangga yang terbuat dari besi lalu menuruni anak tangga lagi yang terbuat dari beton, wouuw tantangan pertama yang kita lewati Sam, dia senyum saja karena posisinya sudah didepan sedang 2 anak kecil itu sudah jauh. 


Jalan berasa milik kami "sepi"


Jalan turun dari jembatan merah
Kami menyusul mereka lalu bersama-sama menyusuri tepian sungai jeneberang melewati jalan berbatu dibawah teriknya sinar matahari. sempat melirik jam sebelum mendapat jalur penyebrangan pertama waktu menunjukkan pukul 13.22. 
 
Memulai perjalanan
Setelah sampai pada penyebrangan pertama arus air cukup kuat meski lebar sungai cuma kurang lebih 3 meter saat itu, nyaliku sedikit ciut tapi saya harus nyebrang karena anak-anak itu tidak mungkin mengantar kalau kami sendiri takut, saya menyebrangi sungai lalu mengulurkan tangan pada sam dan kami sama-sama melewati penyebrangan pertama. salah satu dari anak kecil itu menyusul nyebrang tapi anak lainnya tidak mau menyusul dia memilih untuk balik meski sudah kubujuk, temannya berpesan untuk memanggil teman lainnya dan menunggu dia diatas jembatan. lalu kami bertiga lanjut berjalan melewati bebatuan dari yang terkecil sampai yang paling besar ada juga diantaranya batu yang licin, jadi jalannya harus hati-hati, kemudian kami kembali menyebrangi sungai, setelah 4 kali penyebrangan sampailah kami pada penyebrangan berikutnya, kali ini anak kecil itu menyerah karena saya lihat sendiri anak itu berusaha menyebrang tapi arus air sangat kuat membuat keseimbangannya goyang lalu dia berbalik dan menyatakan tak sanggup, kalau anak kecil itu saja tak sanggup gimana dengan aku yang punya trauma terbawa arus tapi tak kutampakkan perasaan risau itu, saya berusaha membujuk anak itu agar lanjut dan bersama-sama menyebrang biar lebih safety tapi ia tak mau katanya takut, setelah agak lama disana akhirnya dengan sangat berat saya memutuskan untuk kembali, kita balik saja sam kataku, sepertinya sam tidak terima dia berusaha mencari jalan untuk nyebrang tapi pada semua jalan arusnya kuat, saya tidak berani ambil resiko, ini masalah keselamatan kami. 
 
seperti ini jalan menuju air terjun tersembunyi 

Air terjun bayangan
Arus air yang kami harus sebrangi
Rasa kecewa tak kutampakkan dan langsung berjalan balik meninggalkan mereka namun tak jauh saya melangkah kulihat salah satu dari anak tadi muncul dengan membawa teman, mereka datang berlima dua anak kecil dan 3 anak remaja, hatiku sangat senang dan berlari kearah mereka, seraya menceritakan kendala kami bahwa arus sungai didepan sana sangat kuat, kami tak bisa nyebrang, apa kalian bisa sebrangi? salah satu anak remaja tadi memegang kayu panjang dan menjawab, Insya Allah bisa kak, Alhamdulillah saya sangat senang mendengarnya, lalu berkata apa kami bisa ikut kalian ?, dia jawab lagi singkat "iyee" sambil berjalan kearah jalur penyebrangan sedang aku dan yang lain ikut dibelakangnya, kulihat  dia meraba-raba sungai dengan menggunakan kayu panjang yang daritadi dipegangnya, agar tahu kedalaman dan letak-letak batu pada jalur penyebrangan,  lalu kemudian dia nyebrang duluan bertahan ditengah derasnya arus sungai dengan memegangi kayu tadi lalu menjadi jembatan kami untuk nyebrang melewati sungai satu persatu, begitu seterusnya dari arus sungai yang paling kuat dan biasa saja kami lewati bersama-sama, dari yang selutut sampai yang sepinggang,  basah bersama-sama sampai tiba pada air terjun tersembunyi yang berada dibalik bongkahan batu besar diantara tebing yang menjulang tinggi, Alhamdulillah sampai juga kita. Menurutku wajar kalau warga menamakan tempat ini "Air Terjun Tersembunyi" karena letaknya yang memang tersembunyi, cukup jauh, dan menantang namun indah dan memukau, terbayar sudah perjuangan menuju tempat ini. 


Suasana ketika sampai


Seperti ini pemandangannya
Kami manfaatkan waktu sejenak untuk ambil gambar, cuma sekitar 15 menit lalu kami lanjut perjalanan, mengingat kami harus menyebrang sungai lagi beberapa kali khawatir arus makin deras ketika sore hari apalagi pada perjalanan pulang mulai mendung dan gerimis. Kami tiba dibawah jembatan pada pukul 14.50 disana tampak ramai karena ada sekelompok orang yang juga ingin naik, 2 diantaranya adalah cewek, saya tetap pede melewati mereka dengan kondisi basah kuyup, setelah melewati beberapa penyebrangan tadi, kemudian saya lanjut menaiki anak tangga pada jembatan dengan sangat bersemangat, kulihat 3 orang anak kecil itu sudah sampai diatas, segera kususul, sempat cerita dan bercanda bersama mereka sambil jalan kearah tempat kami parkir motor lalu disusul oleh 3 anak remaja yang membantu kami selama perjalanan tadi. 

Akhirnya sampai pada air terjun sebenarnya
Anak-anak remaja yang bantu kami dalam perjalanan




Partner ngetrip

Indah dan Memukau namun ekstrim dan menantang
jalur perjalanan pulang

Sedang mencari Jalur yang mudah
Arus cukup kuat pada tempat ini





Alhamdulillah perjalanan lancar meski penuh tantangan. Terimakasih pada Allah SWT yang senantiasa melindungi dalam perjalanan kami, Terimakasih juga pada 3 anak kecil dan 3 anak remaja yang sudah membantu kami mengahadapi tantangan demi tantangan pada jalur ekstrim menuju air terjun. 


Sampai jumpa lagi pada trip-trip selanjutnya


Malino kota bunga


Perjalanan tak sampai disini karena kami masih harus lanjut menuju Makassar dengan menggunakan motor dan waktu menunjukkan pukul 15.20 . Setelah sejam lebih perjalanan  saya memutuskan singgah pada sebuah mesjid di pinggir jalan untuk sholat. setelah itu saya buka hp yang baterainya sudah tinggal 10 %, ada wa dari ponakan memperingatkan kalau saya harus segera ganti oli motor, kalau tidak motor bisa langsung mati ditengah jalan, wadduuh saya baru keingat kalau minggu kemarin motor ini memang habis menempuh perjalanan jauh bersamaku dan si Sam, perasaan gelisah langsung menghantui, perjalanan yang tadinya laju tiba-tiba pelan dan langsung mencari bengkel terdekat untuk ganti oli, setelah itu baru perasaan plong, dan kembali melanjutkan perjalanan menuju Makassar. Alhamdulillah sampai rumah masih bisa mandi dan sholat magrib, makan lalu kemudian beristirahat, bagaimana denganmu Sam ? tuntas sudah perjalanan kita dan semua janjiku untuk tempat-tempat trip sudah kupenuhi.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Intan mengatakan...

Perjalanannya sangat menegangkan sekali. Tapi, takjub dengan pemandangannya

Alzena mengatakan...

hehee.. iya cukup menegangkan

Posting Komentar

Menggapai Atap Sumatera Part 2

Gunung Kerinci merupakan gunung api tertinggi di Indonesia berada pada garis 10A*45,50’ LS dan 10A*160’ BT,   statusnya masih aktif den...

Popular Posts