Hellboy Pointer Jalan-Jalan Seru "Bislab" | Simphony Rimbaku
RSS

Jalan-Jalan Seru "Bislab"

Berbicara tentang destinasi wisata di Maros, tentunya yang terlintas dipikiran beberapa tempat yang lagi boming seperti Rammang-rammang, Leang-leang, dan juga Bantimurung, sedang bagi para petualang ada satu tempat yang sungguh menarik untuk dijelajahi, Sudah tahu tempatnya ? pernah dengar atau malah sudah sering kesana ? Orang-orang menyebutnya  "Bislab"

Bislab adalah singkatan dari Biseang Labboro  terletak di Desa Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Tempat ini sangat cocok buat aktivitas petualang  karena dilengkapi dengan kawasan hutan, kawasan sungai, kawasan tebing, dan juga kawasan gua, apalagi keindahan alamnya yang begitu alami. Beberapa organisasi pecinta alam kerap menjadikannya sebagai lokasi pendidikan dasar, atau sekedar camping juga asik di tempat ini.

Matahari sudah mulai tinggi ketika saya dan Mol mampir pada sebuah toko roti di Maros untuk beli bekal persiapan masuk Bislab, setelah selesai membayar dan siap-siap hendak melanjutkan perjalanan tiba-tiba tety, anri, bunga dan tanti muncul, mereka juga hendak membeli bekal padahal kami janjian pada jalan masuk bislab, eee ketemunya disini, saya dan mol menunggu mereka lalu kami jalan beriringan menuju Desa Samangki (Jalan masuk bislab). Kami mulai melewati jalan aspal mulai dari yang macet hingga jalan yang sedikit sepi, lalu melewati beberapa tikungan dan jembatan hingga kurang dari sejam sampailah kami pada jalan masuk bislab yang berlokasi tepat di seberang Maros Waterpark. Satu persatu motor merapat dan parkir di rumah mace, warung tempat biasa kami nongkrong. Saya lalu masuk menyapa mace, yang lain nyusul masuk, kebetulan ada cucunya mace, kami sempat main sebentar sebelum siap-siap masuk ke Bislab.

Bunga bersama cucunya mace
Kami mulai berjalan masuk menyusuri jalan setapak berupa paving block, posisi mol di depan lalu ada bunga, tanti, anri, da tety dibelakangnya, dan saat itu posisiku paling belakang karena masih rempong dengan kamera besar yang dibawah oleh Mol, jadi niatnya kami jalan-jalan sekalian hunting foto. Tak jauh berjalan kami menemukan jembatan pertama, karena momentnya cuma jalan-jalan dan hunting foto tak apalah kami singgah, kecuali jika mendaki, biasanya kami punya target waktu untuk sampai ke tempat camp sebelum gelap jadi tak bisa santai-santai juga.

Jembatan penyebrangan pertama
lalu kami lanjut berjalan melewati jalan setapak hingga beberapa menit nampak didepan sebuah bangunan yang merupakan tempat beristirahat dan juga tempat pembelian karcis masuk, saat itu harga karcis @Rp. 2.500,-/orang (tahun 2015), kami lalu mampir sebentar, lalu menukarkan duit dari dompet dengan 6 lembar karcis sebelum berangkat meninggalkan tempat ini.


Loket pembelian karcis

Setelah safety dengan karcis satu persatu dari kami mulai mengenakan daypack masing-masing lalu kembali berjalan melewati jalan setapak paving block yang mulai berkelok-kelok dan mulai nanjak dengan melewati beberapa anak tangga, setelah cukup jauh berjalan terdengarlah suara aliran air sebagai penanda buatku kalau jembatan besar penyebrangan sudah dekat, saya lalu menaiki beberapa anak tangga untuk sampai dijembatan, diikuti oleh kawan yang lain.  saya jadi teringat perjalanan beberapa tahun lalu saat jembatan besar ini belum ada, saat itu saya dan yang lain berangkat malam dan jembatan kayu yang ada disini sudah hancur, mana arus air sedang deras-derasnya, dan kami harus berjalan dengan sangat hati-hati menggunakan senter sebagai penerangan dan melihat dengan jeli batu-batu besar yang akan kami jadikan pijakan kaki, wuaah jadi melamun aku. Saya lalu menggunakan kamera dari Mol yang talinya kulingkarkan dileherku mengabadikan moment keberadaan kami disini.


Menikmati perjalanan


Mereka lagi apa yaaa

Jalan tangga yang kami lewati



Jembatan besar yang ada di Bislab





Setelah turun dari jembatan kami mulai memasuki kawasan hutan, melewati jalan yang sudah bukan lagi berupa paving block tapi berganti menjadi tanah dan bebatuan, beruntung tidak hujan karena jalan ini akan becek dan licin saat hujan. Kami mulai menyusuri jalan setapak, langkahku sangat pasti karena saat itu saya menggunakan sepatu tracking anri yang hendak ia titipkan di rumah mace, daripada dititip mending aku pakai, ganti dengan sendal gunung yang dititipkan, tapi yang lain juga tetap pede dengan sendalnya karena cuaca sedang bersahabat dan jalanan tak becek dan licin seperti kemarin-kemarin.

Setelah berjalan beberapa meter disebelah kanan nampak gua-gua kecil sedang disebelah kiri nampak sebuah batu besar berbentuk perahu yang merupakan ikon bislab dan konon menyimpan legenda kisah cinta. Dahulu ada Saudagar dari Negeri Cina yang jatuh cinta dan hendak melamar gadis desa Samangki, sayang lamarannya ditolak sehingga saudagar tersebut jadi malu dan menenggelamkan perahunya. Perahu inilah yang berubah jadi batu.

Kawasan Hutan Bislab
Gua - gua yang berada di depan perahu

Kami lalu mampir sejenak pada gua-gua yang dekat dengan batu besar tersebut, didepan gua nampak aliran sungai yang mengalir, sangat menggoda untuk mandi tapi niat kami urungkan karena lokasi tempat ini cukup terbuka, kami berjalan lagi menuju keatas melewati jalan bebatuan yang cukup tajam, lembab dan juga perlahan jalurnya mulai menanjak, lumayan menguras keringat, setelah itu dapat penurunan satu kali lalu nanjak lagi hingga kami sampai pada sebuah tebing yang menjulang tinggi tapi disini sedikit aman karena diatas ada cerukan, hingga tempatnya bisa dijadikan tempat camp, beberapakali saya pernah camp disini bersama teman-teman MV, tak jauh dari tempat ini terdapat sebuah gua dan dibawah tebing juga ada aliran sungai yang tempatnya cukup nyaman, buat istirahat ataupun mandi.

kawasan hutan dengan jalan bebatuan yang mulai menanjak

Jalur yang kami lalui

Pada jalan ini sedikit menurun

Tebing tempat kami istirahat sejenak

Foto bersama


Kami beristirahat sejenak, ambil gambar, setelah keringat hilang, saya berjalan kebawah menuju aliran sungai, teman yang lain ikut dari belakang. Tempat yang sangat nyaman banyak bebatuan sungai disini, airnya jernih, lokasinya cukup tersembunyi, tempatnya betul-betul adem. Satu persatu meletakkan daypack lalu mulai membongkar logistik, makan dan minum, kemudian tergiur untuk mandi meski sebagian dari kami tak bawa pakaian ganti, entah gimana caranya tapi semua tergoda dan akhirnya mandi, huhuu..

Sungai tempat kami bermain

Menikmati suasananya


Acara makan-makan setelah perjalanan panjang



Setelah mandi dan rapi kembali, kami lalu diskusi sambil menikmati cemilan yang tak habis-habis. Waktu menunjukkan pukul 15.00 ketika kami meninggalkan tempat ini, kembali berjalan santai menikmati suasana dan pemandangan sekitar tempat ini. Hingga waktu menunjukkan pukul 16.20 ketika kami tiba kembali di rumah mace.

Perjalanan pulang
wajah-wajah segar sehabis mandi







Tuntas sudah acara jalan-jalan di Bislab, merasakan sensasi alam yang beragam dan luar biasa. Naahh.. buat kawan-kawan yang ingin ke tempat ini mohon tetap jaga kebersihan, sampahnya jangan lupa dibawa pulang, selalu safety dan berhati-hati karena cuaca tak bisa ditebak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Menggapai Atap Sumatera Part 2

Gunung Kerinci merupakan gunung api tertinggi di Indonesia berada pada garis 10A*45,50’ LS dan 10A*160’ BT,   statusnya masih aktif den...

Popular Posts