Hellboy Pointer Panorama Indah "Gunung Sesean" | Simphony Rimbaku
RSS

Panorama Indah "Gunung Sesean"


Gunung Sesean berada pada ketinggian 2100 Mdpl terletak di desa Sesean, kecamatan Sesean Solora, Toraja Utara, dengan  waktu tempuh dari Rantepao  menuju kaki gunung sesean kurang lebih dua jam melewati jalur yang sempit dan berkelok-kelok, kadang nanjak dan kadang menurun melewati perkebunan warga dan banyak tongkonan yang merupakan rumah adat asli Toraja.

Setelah melewati perjalanan panjang Makassar- Maros- Pangkep- Barru- Pare- Sidrap- Enrekang, Terus lanjut Enrekang - Tana Toraja – Rantepao dengan menggunakan motor  sampailah kami  di Bori rumah salah seorang adik angkatan di MV bernama Asep, kami menginap dan beristirahat di rumahnya setelah mengunjungi beberapa tempat wisata di Rantepao, malam itu saya dan Sam benar-benar melepas lelah, tidur dengan lelap, dikarenakan perjalanan melelahkan seharian dari Enrekang lanjut jalan seputaran Toraja, masih ada target esok hari yakni Batu Tumonga,  Gunung Sesean dan PongTorra.


14 Juni 2019

Pukul 05.00 terdengar suara berisik yang ternyata berasal dari alarm hp Sam, dengan kondisi badan yang masih terasa lelah dan mata yang masih sulit terbuka saya berusaha meraih hp Sam dan mematikan alarm kemudian membalikkan badan dan kembali tertidur, 15 menit kemudian alarm kembali berbunyi kali ini mataku kubuka lebar, kulirik si Sam yang tidurnya benar-benar pulas, sejenak saya memperbaiki perasaan kalau istilah teman menyatukan ruh dan jasad, yaaa boleh jadi.

Setelah perasaan enakan saya segera beranjak dari tempat tidur, mengambil tas dan bergegas ke kamar mandi karena rasa pengen pipis juga daritadi sangat mengganggu. Setelah balik dari kamar mandi kulihat si Asep juga sudah bangun, saya masuk kembali ke kamar Dewi (adik Asep) tempat kami beristirahat, kulihat si Sam juga sudah bangun dan kami segera bersiap-siap, setelah semuanya beres Asep mempersilahkan kami sarapan  yang sudah daritadi dia siapkan, wuah jadi tidak enak nich sudah merepotkan dek. Kami berangkat pukul 07.35 melewati jalan yang kadang menanjak dan kadang juga penurunan, jalur yang sempit dan berkelok-kelok namun sepanjang jalan suguhan pemandangan yang sangat indah, beberapa perkebunan warga juga kami lewati. Hijau nan indah plus udara pagi yang betul-betul segar hingga menambah semangatku untuk gas motor lebih kencang menyusul Asep dan Sam yang sudah lumayan jauh didepan. Pukul 08.20 kami tiba di Batu Tumonga, tempat ini masih teringat jelas, 5 tahun lalu saya dan teman-teman kantor pernah main kesini diantar oleh Sloky (adik di MV). Kami parkir motor pada rumah Nek Botak rumah pertama disekitar batu tumonga (kaki gunung sesean), sekedar informasi buat teman-teman yang ingin ke sesean di rumah Nek Botak ada warung yang menyediakan camilan, rokok dan juga minuman buat nambah bekal naik gunung nanti, biaya parkirpun cuma 5.000,-/motor. Setelah parkir motor saya numpang pipis lalu bergegas kedepan gabung sama si Asep dan Sam.

Panorama di kaki gunung Sesean


Rumah Nek Botak, tempat kami parkir motor

Kami pamit lalu memulai perjalanan pada pukul 08.25, dari rumah nek botak kami lewat jalan aspal sekitar kurang lebih 30 meter lalu kami belok kiri dan mulai memasuki jalur yang perlahan menanjak dengan jalan setapak yang tertutupi daun-daun bambu, pada sebagian jalan agak becek jadi mesti perhatikan jalan juga, saya berjalan dibelakang Asep dan Sam berjalan dibelakangku, kami belum atur posisi karena masih mengingat-ingat jalan. Jalur semakin menanjak dan Sam mendadak berhenti mengatur nafas, maklum ini pendakian perdananya, saya cuma bisa menyemangati mengingat pendakian sesean tidak ada dalam schedule kami. Posisi berubah Asep mempersilahkan saya didepan, Sam ditengah dan dia dibelakang, sayapun berjalan didepan melewati jalur tanjakan yang kadang-kadang becek dan licin, pada percabangan jalur saya ambil kanan, maklum pendakian sudah 5 tahun lalu jadi sudah lupa-lupa ingat sampai didepan saya menemukan sebuah rumah terdengar suara air dan suara orang yang lagi menyikat, saya melewati rumah ini dan kedepan menunggu Asep dan Sam, ketika mereka datang saya dan sam istirahat sejenak sambil menunggu si Asep yang bertanya pada pemilik rumah tadi, kata ibu tadi  pada cabang jalan kita ambil kiri, kamipun putar balik tapi kami tidak turun kami menembus jalan melewati pohon-pohon bambu lalu  menemukan jalur sebenarnya, pada tanjakan ini saya teringat sama Irna salah satu dari teman kantor yang ikut ke sesean 5 tahun lalu, Irna berhenti disini dan minta kami lanjut perjalanan, apa dia pikir kami tega tinggalkan dia sendiri, cuman butuh istirahat lalu kami lanjut, uupzz jadi menghayal,  Aku lalu berhenti dan membalikkan badan, pandanganku mengarah ke Sam yang meski terlihat lelah tapi dia masih semangat, Ayoo sam sudah dekat pos 1 nya, tak jauh kami jalan menanjak akhirnya terlihat  rumah (Lempo) dari jalan tempatku berdiri , segera kupacu langkahku dan beristirahat pada sebuah lempo  yang terdekat  sambil menunggu Sam dan Asep, disini cukup ramai ada beberapa rumah dan dekat dari pos 1, belum lagi memperhatikan sekitaran tempat ini tiba-tiba anjing warga menggonggong aku kaget karena ternyata ada beberapa ekor anjing disini mereka semua kompak menggonggong, saya berusaha santai  tapi anjing-anjing itu tiba-tiba berlari bersamaan kearahku, sempat terdengar suara warga kata mereka jangan takut anjingnya tidak menggigit, wuaahh daripada konyol saya segera berdiri dari balai-balai, mampuslaah  kalau anjing-anjing itu nekat meloncati saya, Alhamdulillah mereka tidak meloncat dan beberapa warga mengusir mereka, bersamaan dengan itu Sam dan Asep muncul, mereka melihat saya yang berusaha turun dari lempo, lalu curhat soal anjing, asli gokil, orang yang mau bunuh diri saja kalau dikejar anjing ganas pasti lari, apalagi saya yang cuma berencana mendaki bukan bunuh diri, hahahaa… tidak jauh dari tempat tadi terlihat sebuah pohon dengan penanda pos 1 disebelah kiri jalur lalu disebelah kanan nampak sebuah balai-balai tempat istirahat tidak jauh darisitu ada sebuah gubuk kayu yang merupakan tempat pembelian karcis, harga per karcis 15.000,-/orang. Darisini mulai ada perubahan kami melewati jalur tangga selama beberapa menit kemudian menemukan  jalan normal kembali, kondisi jalur terbuka, darisini nampak banyak jalur tapi saya mengikuti jalan setapak didepan sambil memperhatikan tumbuhan yang ada disekitar sini meski yang saya tahu cuma pinus dan pakis, kami juga melewati beberapa batu besar bahkan sangat besar di sepanjang jalan sesekali saya singgah menunggu Sam meski dibawah teriknya sinar matahari, tak masalah juga buatku karena topi rimba dan syal  yang kukenakan benar-benar sangat membantu.

Loket pembelian karcis (pos 1)

Pos 1 Sesean
Panorama khas Sesean



Setelah  sejam lebih berjalan terdengarlah suara air dan juga suara ribut-ribut yang menandakan kalau tempat camp sudah dekat, sempat juga berpapasan dengan beberapa pendaki yang hendak turun, kami terus saja berjalan sampai akhirnya menemukan tempat camp dari suara-suara ribut tadi, nampak beberapa tenda diatas sana, Asep sudah naik duluan dan saya masih menyemangati Sam yang sedang berjalan kearahku lalu kami sama-sama naik, diatas lumayan rame, tampak  beberapa pendaki sedang beraktivitas lalu kami berjalan kearah Asep yang sedang menunggu pada sebuah batu besar, Sam beristirahat sejenak, sebelum mengikuti Asep kearah jalur yang lumayan nanjak menuju puncak sesean. Kami tiba di puncak pukul 10.15. hampir  2 jam kami berjalan. Setiba di puncak matahari menyambut dengan sinar teriknya. Kami meletakkan barang-barang, beristirahat sejenak lalu bongkar logistik tapi terik matahari membuatku kurang nyaman dan berusaha mencari tempat yang teduh, lirik kiri kanan tak juga kutemukan tempat teduh yaa sudah pasrah sajalah yang penting topi dan syalnya tidak lepas. Mendung diiringi kabut perlahan menyapa dan kami menjadi bersemangat dan memanfaatkan moment dan waktu. Setelah bosan bersama kami kabutpun pergi dan perlahan pemandangan mulai terbuka, indah bahkan sangat indah terlihat jelas hijaunya perbukitan yang mengelilingi toraja dan padatnya pemukiman warga di Rantepao yang menjadi ibukota Toraja Utara. Meski mendung dan matahari bergantian menyapa  tapi kami tetap betah berlama-lama disini, tak lama kemudian dari bawah  terdengar suara laki-laki yang teriak-teriak seperti kesurupan beberapa kali suara itu terdengar berusaha untuk tidak peduli tapi rasanya tetap saja mengganggu, mau menegur mereka juga jauh dibawah,  karena kami cuma PP  sudahlah mending manfaatkan waktu sebaik mungkin.
Puncak Sesean


My team

Panorama Sesean dari atas Puncak
Setelah 2 jam lebih di puncak kami memutuskan untuk turun tepat saat waktu pada jam ditanganku menunjukkan pukul 12.35 wita. Saya berjalan didepan mengikuti jalur penurunan tanpa harus melewati jalur tadi, kali ini kita langsung motong dan tidak melewati camp /  tenda-tenda tadi, jalur yang langsung memotong ke sekitar sumber air, rasanya lebih cepat hingga dibawah kami bisa sedikit santai menikmati panorama sesean yang benar-benar indah meski hari sudah siang, tiba dibawah/rumah nenek botak tempat kami parkir motor kulirik kembali jam sambil mengeluarkan kertas catatanku biar tidak lupa, pukul 13.45 buru-buru kucatat lari kukejar si Sam yang sedang jalan menuju kamar mandi, saya antri disana karena daritadi juga sudah kebelet pipis. Setelah itu saya pamitan lalu bergegas mengeluarkan motor, lalu berangkat menuju batu tumonga, mampir sebentar menikmati pemandangan lalu melanjutkan perjalanan menuju rumah Asep.

Perjalanan turun dari pos 1








Pohon-pohon bambu sesean


Batu Tumonga



Tuntas sudah perjalananku ke gunung sesean meski tanpa direncanakan sebelumnya, selamat buat Sam yang sangat bersemangat untuk pendakian pertamanya. Terimakasih buat Asep dan keluarga yang sudah memberi tumpangan, menjamu dan mengantarkan kami ke gunung sesean yang merupakan puncak tertundaku kala itu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

4 komentar:

cilidpremium mengatakan...

Mau krisar takut dibilank durhaka,.
So,. Apa kabar ajj dah,.?

Alzena mengatakan...

krisar aja gpp kok, kalau dibilank durhakakan sudah biasa, hahaa..
Alhamdulillah baik dek.. kamu pa kabar ?

Barracuda A4 mengatakan...

thanks for sharing,.

Alzena mengatakan...

masama..

Posting Komentar

Menggapai Atap Sumatera Part 2

Gunung Kerinci merupakan gunung api tertinggi di Indonesia berada pada garis 10A*45,50’ LS dan 10A*160’ BT,   statusnya masih aktif den...

Popular Posts