Hellboy Pointer Natural dan Indah "Bulu Moreno" | Simphony Rimbaku
RSS

Natural dan Indah "Bulu Moreno"

Moment Hari Gunung Sedunia yang jatuh tepat pada tanggal 11 Desember  biasanya diperingati oleh para traveler, pendaki dan pecinta alam menjadi hari yang dijadikan titik sebagai peringatan agar semakin melestarikan dan menjaga gunung, Atas dasar ini Komunitas Perempuan Petualang - Srikandi Sulawesi hendak membuat suatu kegiatan pendakian bersama sekaligus aksi bersih, namun sebelum berkegiatan ada beberapa langkah awal yang perlu kami lakukan diantaranya adalah menentukan beberapa lokasi kemudian mengadakan survey. Salah satu tempat yang akan kami survey adalah Bulu Moreno, tempat ini masih asing, karena belum ada diantara kami yang pernah kesana, masih jarang juga pendaki yang kesana.

Bulu Moreno merupakan sebuah gunung yang memiliki ketinggian 831 Mdpl, terletak di Dusun MareMare3, Desa JanganJangan Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Kamipun berusaha mencari informasi tentang gunung ini dan mengatur rencana sebaik-baiknya, terutama persiapan buat tim yang akan turun.




Nani salah satu anggota SS menginformasikan ke saya kalau temannya pernah ke Bulu' Moreno, nani sudah bicara dan dia bersedia mengantarkan kita, Ooo baguslah ni'.. kalau begitu nanti kita infokan ke teman-teman yang lain siapa saja yang mau turun lapangan untuk survey, iye kak kata nani. Setelah menginformasikan pada anak SS lainnya beberapa orang merespon untuk ikut ke lapangan, diantaranya : Bunga, Tanti, Nisa, jadi fix 5 orang yang berangkat, kami ambil waktu hari sabtu malam karena nani dan saya kerja saat itu jadi bisanya sabtu-minggu. Kami janjian ngumpul di sekret (kost_an nisa di Antang) habis magrib, lalu sama-sama belanja dan mempersiapkan perlengkapan, planning kami tidak langsung nanjak, nginap di kaki gunung dulu, besoknya baru mendaki PP (pulang pergi). Setelah semua terpacking kami sama-sama berangkat ke rumah nani di daerah tol dekat salodong, kami jalan kesana sudah larut, pukul 22.00 melewati daerah Ba'doka yang terkenal rawan begal saat itu, tapi tak jadi pikiran kami, yang jadi pikiran saat itu cuma spirtus kok bisa kita lupa persiapkan, malam itu bunga membonceng tanti dan nisa (bonceng 3)langsung otw ke tempat nani sedang saya dibonceng sama Dion (teman bunga) masih keliling cari spirtus karena semua toko sudah tutup kami susul bunga dan yang lain, jalan begitu sunyi, hanya satu dua mobil yang melintas rasa khawatir mulai mengganggu, saya menyuruh dion untuk kebut susul motor bunga yang belum juga nampak, dan Alhamdulillah kami mendapati mereka diujung jalan Baddoka pas mau belok kiri masuk tol, lalu kami jalan beriringan menuju rumah nani yang sudah tak jauh. Tiba di rumah nani sudah pukul 22.40 kami masuk menunggu nani siap-siap lalu pamitan sama ibu bapaknya pas pada pukul 23.00, darisini kami motoran lagi sekitar dua jam menuju kaki gunung, tapi pada pertengahan jalan kulihat nani singgah dan nampak 2 orang pria disana yang berencana ikut bersama kami, mereka adalah kahar dan komodo yang akan mengantarkan kami ke Bulu Moreno, lanjut perjalanan menembus gelapnya malam menuju dusun maremare (kaki gunung moreno) pada jalanan menuju dusun kami melewati jalanan rusak dengan jalur menanjak dan menurun lalu melewati jalan setapak yang becek dan berkerikil tajam dan sedikit nanjak, pada jalur ini saya turun dan berjalan kaki teringat akan jalur penurunan jalan rusak saat saya terjatuh dulu. sayapun berjalan digelapnya malam hanya ada cahaya headlamp dan cahaya lampu motor yang sudah didepan menungguku, segera kupercepat langkahku menyusul mereka. lalu kami lanjut ke rumah pak dusun yang sudah tak jauh darisitu, suasana di perkampungan ini cukup gelap belum ada penerangan disini, mereka cuma menggunakan genset dan batas nyala cuma sampai jam 10 malam kata teman yang mengantar kami, lalu sampailah pada tangga rumah pak dusun, dia naik lebih dahulu membuka pintu rumah berupa pagar kayu lalu aku dan teman-teman lain menyusul, waktu sudah menunjukkan pukul 01.30 dinihari, apa kami langsung istirahat (tidur) ?? tidak, kami masih bercerita sambil ngemil,  Kahar yang sedikit kaget mendengar rencana kami mendaki PP menelpon temannya ancha biar pendakian besok ramai, sekalian minta diantarkan spirtus. Waktu menunjukkan pukul 03.00 ketika ancha bersama seorang kawannya muncul dan kami belum juga tertidur, spirtus yang dibawa oleh ancha segera digunakan untuk masak air lalu ngopi bareng, Setelah lelah kamipun beristirahat dan terbangun pukul 05.15.



Suasana pagi di rumah pak dusun


Siap-siap berangkat

Jalan sekitar rumah pak dusun

Kami start pukul 08.30 pagi berangkat dari rumah pak dusun melewati dusun maremare dengan jalur pengerasan yang mulai nanjak, kemudian  mulai memasuki jalan setapak melewati kebun warga lalu masuk ke canopy hutan yang sangat rapat dengan melalui jalur tanjakan dan penurunan.

start perjalanan melewati jalur pengerasan

Kami mulai melewati jalur setapak dimana kanan kiri terdapat pepohonan yang entah pohon apa namun selama perjalanan rasanya tak ada angin, terasa panas, dan membuatku sesekali meraih botol disamping daypack dan singgah sebentar sambil menunggu teman-teman dibelakang karena kami harus jalan beriringan biar tidak ada rasa khawatir diantara kami. kami terus berjalan mengikuti jalan setapak yang sebagian tertutupi daun-daun kering, kami juga melewati beberapa sumber air yang mengalir dari celah batu.



jalur penurunan yang dilewati saat awal perjalanan

hewan kecil yang kami temukan di bulu moreno


Jenis buah yang ada di sekitar jalur


Pohon coklat yang ada di jalur

Sumber air yang kami lewati

Setelah beberapa jam berjalan saya dan komodo yang berjalan didepan menemukan tempat yang cukup luas dan agak datar, kami putuskan untuk istirahat sejenak disini, sambil menunggu teman-teman lain, Bunga dan dion muncul dari kejauhan lalu mereka mengeluarkan botol besar yang berisi coca cola, saya yang tadinya merasa panas jadi sedikit adem disini apalagi dengan meneguk segelas coca-cola yang dituangkan oleh bunga, tidak biasanya loh kami mendaki membawa minuman bersoda, meski saya sangat menghindari tapi kali jadi pilihan yang tepat, tenggorokan seketika berasa plong.



Tempat kami beristirahat
Nani, kahar, ancha, tanti dan nisa tiba bersamaan dan gabung bersama kami menikmati coca cola dan camilan sambil bercerita santai. Waktu menunjukkan Pukul 11.00 saat kami memutuskan untuk lanjut kali ini kami melewati medan dengan tanjakan yang lumayan menuju pinus moreno, kami terus menanjak bersama-sama hingga mendapati sepanjang jalur yang tertutup oleh daun-daun pinus menandakan kalau kami sudah dekat. Alhamdulillah kami tiba pukul 11.20 disini, istirahat lagi menikmati pemandangan disini.

Jalan yang melipir dan sedikit nanjak





Tempat terbuka pada jalan menuju puncak


Hutan pinus moreno


Adik kakak nich





Rest sejenak menikmati udara segar yang begitu alami

Teman-teman yang mengantar kami
Daunnya unik


Suasana yang membuat kami betah berlama-lama disini

Setelah beristirahat kurang lebih 30 menit, kami melanjutkan perjalanan yang tanjakannya sudah biasa saja namun tidak landai juga, kami mempercepat langkah hingga menemukan tempat luas yang terbuka dan terdapat sumber air disini, kami berhenti sejenak kata kahar biasanya teman-teman camp disini karena lumayan datar dan ada sumber air juga, Ooo iya seandainya besok libur lagi pasti kita buat perencanaan untuk camp, sayang sekali.. yaaa lain kalilah kataku sambil menatapi jalur didepan berupa hamparan luas yang cukup menanjak, dari sini ke puncak berapa lama ? tanyaku, dia jawab yaaa 15 menitlah katanya, baiklaah kita langsung saja yuukk sambil melirik ke teman-teman yang lain, mengingat waktu yang sudah semakin siang, dan rencana PP kami, merekapun menjawab iya kak lanjut saja, lalu kami mulai berjalan lagi melalui tanjakan-tanjakan kecil menikmati hembusan angin, alhamdulillah kita dapat mendung pas perjalanan sampai di puncak.


Perjalanan menuju puncak





Dari tanjakan terakhir tampak puncak moreno berupa trenggulasi kecil diantara bebatuan yang sekitarnya terdapat pohon-pohon yang menjulang tinggi. Kami nikmati sejenak pemandangan sekitar puncak dengan udara segarnya, tidak lupa kami mengabadikan  moment. Kami beristirahat sambil masak buat makan siang, lalu pada pukul 14.15 kami memutuskan untuk turun kembali, pada pertengahan jalan menuju pinus kami kehujanan.



Puncak Moreno

Foto bersama di puncak







Hujan yang cukup deras menyertai kami saat perjalanan turun sesampai di pinus kami kembali melewati jalur yang sangat menanjak tadi, kali ini penurunan dan disini sangat licin, jalan jadi becek, sayapun memanfaatkan akar pohon yang cukup panjang sebagai pegangan untuk turun sampai kebawah lalu lanjut berjalan, pada pertengahan jalan saya mengkhawatirkan adik-adikku yang dibelakang, kalau bunga dan nani kan sudah biasa tapi nisa dan tanti mereka pemula itu yang menganggu pikiranku saat itu sampai saya berjalan seperti orang linglung sambil sesekali melirik kebelakang, komodo yang berjalan didepanku memperhatikan dan bertanya, kenapa kak? kita berhenti didepan yaa kalau dapat tempat rest, kita tunggu anak-anak yang dibelakang, kataku, Ooo iya kak, katanya. Akhirnya kami dapat tempat datar dan singgah, saya cerita sedikit tentang rasa khawatirku, tapi dia jawab tak usah khawatir kak mereka ada yang back up kok dibelakang, dalam hati "iya juga yaa, lagian meski pemula nisa dan tanti juga sudah sering ikut jalan bersama kami, kenapa saya harus khawatir? " tak lama kemudian bunga dan dion muncul, lalu gabung bersama kami, perasaan sudah mulai dingin, sayapun lanjut berjalan bersama komodo ketika nani dan kahar muncul dan memberi kabar kalau dibelakang baik-baik saja, Alhamdulillah. Perjalanan kembali melewati jalur pepohonan yang sangat rapat menanjak dan menurun, kalau dapat gelap disini ngeri juga yaa kataku dan komodo cuma senyum, sambil mempercepat langkah hingga kami tiba pada jalur pengerasan sekitar dusun, disini ada seekor anjing yang menyalak pada kami, aku kaget hingga tiba-tiba saja beberapa ekor anjing menyalak disekeliling kami, saya spontan melompat ke arah komodo, jangan lari kak, tenang saja katanya, sambil mengusir anjing-anjing itu, wuaaah jadi sport jantung, pendakian Alhamdulillah asik-asik saja tapi anjing-anjing itu bikin sport jantung kataku, tau nggak orang yang mau bunuh diri saja bisa kabur kalau dikejar anjing ganas, hahaa.. komodo cuma tertawa dan tak terasa kami sudah sampai di rumah pak dusun, saat waktu menunjukkan pukul 17.30, saya segera mandi. Setelah mandi teman-teman yang lain juga sudah tiba, kami segera packing kembali, dan siap-siap balik ke Makassar. Pukul 19.00 setelah ngopi, kamipun pamit sama pak dusun lalu melanjutkan perjalanan, melewati jalan setapak yang becek, kemudian jalan berbatu lalu kembali ke jalan aspal menembus gelapnya malam seperti kemarin.

Tuntas sudah Pendakian kami di Bulu Moreno dalam rangka survey. Terimakasih buat Kahar, Komodo, dkk yang telah mengantarkan kami kesana, dan juga buat teman-teman SS yang slalu kompak selama di lapangan.




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Menggapai Atap Sumatera Part 2

Gunung Kerinci merupakan gunung api tertinggi di Indonesia berada pada garis 10A*45,50’ LS dan 10A*160’ BT,   statusnya masih aktif den...

Popular Posts