Gunung Kerinci merupakan gunung
api tertinggi di Indonesia berada pada garis 10A*45,50’ LS dan 10A*160’ BT, statusnya masih aktif dengan ketinggian 3805
Mdpl. Gunung ini dikelilingi hutan Taman Nasional Kerinci Seblat dan juga
merupakan bagian dari pegunungan bukit barisan di kabupaten kerinci, Provinsi
Jambi. Keindahan dan kemegahan alamnya dijuluki sebagai “ Sekepal Tanah Surga yang tercampakkan ke Bumi “
Keindahan dan panorama yang
natural dengan kekayaan flora dan fauna dapat ditemui mulai dari dataran rendah
hingga puncak gunung kerinci. Tumbuhan dataran rendah di dominasi oleh jenis
mahoni. Untuk Fauna ada didalamnya tapir, kus-kus, siamang, dan 140 jenis
burung, kemudian binatang khas sumatera seperti badak sumatera dan Harimau.
Transportasi
Pendakian Gunung Kerinci dapat
ditempuh dari 2 jalur yakni :
·
Rute Padang dengan bus umum jurusan Padang –
Sungai Penuh kemudian turun di desa kersik tuo.
·
Rute Jambi dengan bus ke kota Muara Bungo
dilanjutkan dengan mini bus sampai ke sungai penuh.
Anda dapat memanfaatkan jasa biro
wisata dari jambi ke sungai penuh yang membuka perjalanan Jambi-Sungai
Penuh-Jambi atau Padang-Sungai Penuh-Padang, dan kebetulan saat kami kesana
kami memilih rute Padang – Sungai Penuh – Padang. Dari Bandar Udara Internasional Minangkabau kami
menggunakan jasa damri menuju PO Ayu dengan tarif Rp. 22.000/orang kemudian
dari PO Ayu “Padang – Sungai Penuh” dengan tarif Rp. 110.000/orang dengan
menggunakan mobil avanza.
1 oktober 2013
Semua serba dadakan kala pagi itu harus
disibukkan dengan packing barang yang sudah dipersiapkan pada malam hari sebelum
tidur, hal ini dikarenakan ijin untuk
cuti baru keluar sehari sebelum berangkat. Target kali ini adalah memenuhi
perjalanan tertunda kami 2 tahun lalu yakni ke danau gunung tujuh, namun
sebelum ke danau kami akan sempatkan untuk naik ke gunung kerinci lagi sekalian
mengobati kerinduan kami dengan panorama dan keindahan serta jalur pendakiannya
yang terbilang lengkap mulai dari jalur beraspal, jalur aliran sungai kecil,
jalur berbatu cadas, jalur pasir, jalur dengan rumput dan pepohonan yang tinggi
hingga jalur tanjakan dengan kemiringan 45 sd. 60 derajat.
Setelah packingan selesai sayapun
berangkat ke kantor, siang hari baru mampir ke rumah lagi mengambil carrier dan
perlengkapan lainnya sekalian pamitan dengan orangtua dan keluarga karena tiket
pesawatnya pukul 18.30, Saya berangkat langsung dari kantor dan tidak balik ke
rumah lagi.
Setelah aktifitas kantor selesai
saya langsung berangkat ke bandara dengan diantar oleh seorang teman kantor, Tiba
di bandara masih lengkap dengan blazer dan sepatu kerja namun saya cuek carrier
dan daypackpun saya kenakan dan buru-buru masuk ke Bandara. Saya berangkat
berdua sama Molyanti (partner jalan saya) tepat pukul 18.50 WITA, perjalanan
Makassar – Jakarta dan tiba di Jakarta sekitar pukul 20.00 WIB. Di bandara
soekarno-hatta kami dijemput oleh Apro dan suaminya kemudian diajak jalan ke
mall “Cetos” disana saya janjian sama teman-teman Srikandi Nusantara yakni
Riri, Nunik, Frita dan mol juga janjian sama Kang Jenggot dan akhirnya suasana
menjadi rame, dari mall kami bergeser ke ....., melanjutkan obrolan disana biar
lebih akrab satu sama lain. Kami nginap di rumah Apro (teman mol yang sudah
sangat baik menjemput dan menjamu kami).
Carrier + Blazer semuanya karena buru-buru |
2
Oktober 2013
Berusaha bangun sepagi mungkin
mandi, sarapan, packing dan lanjut ke bandara soekarno-hatta takut kena macet
karena tiket kami jam 10 pagi, namun akhirnya tiba tepat waktu disana karena
pesawatnya delay kami berangkat pukul 12 siang perjalanan Jakarta – Padang dan tiba
di padang pukul 14.00 WIB. Setelah mengambil barang kami segera bergegas keluar
dengan terburu-buru mencari damri yang langsung ke travel PO Ayu, Namun setelah
ketemu damri kami harus menunggu sekitar sejam karena damrinya menunggu
penumpang penuh sedangkan kami adalah penumpang pertama mereka.
Di Damri kami
bertemu dengan 3 orang anak PA (Pecinta Alam) dari Depok yang juga membawa
carrier seperti kami setelah ngobrol ternyata tujuan kami sama yakni ke gunung
kerinci, akhirnya kami sama-sama ke travel PO Ayu dan lanjut ke Sungai Penuh
bersama walaupun tempat camp dan orang yang mengantar kami berbeda. Mereka turun
di kersik tuo, kami lanjut ke sungai penuh dan tiba pukul 04.00 WIB di sekretariat Sekber PA
Kerinci. Tiba disana kami ngobrol tapi tidak terlalu lama karena ngantuk, saya segera
bersih-bersih kemudian tidur walau Cuma 3 jam tapi lumayan.
3 Oktober
2013
Rekor bangun tidur yang paling
lama yakni jam 9 pagi tapi wajar karena
tidurnya juga jam 5 subuh. Pagi itu setelah mandi kami bergegas ke ATM
menyelesaikan urusan masing-masing kemudian lanjut ke mini market belanja
logistik dan kebutuhan lainnya namun karena masih ada yang kurang akhirnya kami
ke pasar dan setelah semua kebutuhan lengkap kamipun mampir makan siang lalu
balik ke sekret. Saya boncengan sama mol saat itu seolah sudah tahu jalanan
kami keliling kesana kemari dengan menggunakan motornya si Mela namun demikian
tetap sampai di sekret siang itu walaupun sempat salah jalan.
Setelah packing barang kami
diantar oleh mela dan ... ke .... disana ada bang melky dan kawan-kawan lainnya
yang sedang mengerjakan wall climbing dan disitu ada si Rangga juga, Rangga
diutus oleh bang melky untuk menemani kami dan saat itu juga Rangga balik ke
rumah mempersiapkan perlengkapan hikingnya. Pukul 17.15 kami baru start dari
sungai penuh menuju kersik tuo dengan menggunakan angkot dengan kondisi yang
full penumpang dan barang, meski demikian saya tetap menikmati perjalanan dan
berharap tidak akan hujan karena carrier kami disimpan diatas angkot tersebut. Tiba
di Kersik Tuo tepatnya di simpang macan sekitar pukul 18.30, sudah mulai gelap namun
pada saat turun dari angkot ada
seseorang yang menghampiri Rangga dan mereka nampak akrab, tidak lama kemudian
Rangga memperkenalkannya pada kami, dia adalah Reke dari KPA Jejak Kerinci.
Start
Pendakian
Simpang
Macan – R 10 (Register 10) Pos Jagawana (1.611 Mdpl)
Simpang Macan, Desa Kayu Aro Kersik Tuo adalah titik awal
pendakian menuju puncak gunung kerinci, jika cuaca cerah gunung kerinci sangat
jelas terlihat dan tampak berdiri angkuh. Dari simpang macan berjalan sekitar 1
km atau berjalan kaki sekitar 35 menit melintasi perkebunan teh milik PTPN VIII
menuju pondok R 10 (Register 10) yakni pondok jaga balai TNKS untuk mengawasi setiap
pengunjung yang akan mendaki gunung kerinci, maka dari itu para pendaki harus
registrasi di pos ini dulu sebelum muncak. Untuk memasuki TNKS, pengunjung
harus membayar biaya retribusi tapi terkadang tidak perlu membayar jika pos
pemeriksaan kosong. Menurut beberapa orang pos itu baru beroperasi pada
hari-hari libur umum saja seperti tahun baru dan 17 agustus-an, makanya pendakian
kemaren kami melewati pos ini dan langsung ke batas aspal terakhir.
R 10
(1.611 Mdpl) ~ Pintu Rimba ( 1.800 Mdpl)
Perjalanan dari R 10 ke Pintu Rimba jarak tempuhnya sekitar
2 km atau berjalan kaki kurang lebih 1 jam dengan melewati perkebunan/ladang penduduk
dan kondisi jalan baik (aspal) sampai ke batas hutan. Disinilah titik start
pendakian dimulai, Saya dan Rangga tiba malam di tempat ini yakni sekitar pukul
20.00 WIB dengan diantar oleh reke yang rela membonceng kami meski harus 2
rest. Sambil menunggu kami berteduh sambil ngobrol di sebuah pondok yang berada
di tempat ini tapi ga lama kemudian ada cahaya senter dari atas dan ternyata
mereka adalah rombongan pendaki dari jambi yang diantar oleh doyok yang juga
anak sekber kerinci, mereka juga rest di pondok itu sambil menunggu mobil
jemputan. Kami sempat ngobrol dengan mereka sebelum Molyanti datang. Mobil
jemputan mereka tiba tidak lama setelah Mol datang, merekapun berangkat dan
setelah makan malam kami juga melanjutkan perjalanan tepat pada pukul 21.15,
dari tempat ini ke pintu rimba butuh waktu 10 menit dengan kondisi jalur masih
landai.
Pintu
Rimba (1909 Mdpl) ~ Pos 1 (Pos Bangku Panjang ) 2.000 Mdpl
Pintu Rimba merupakan gerbang
awal pendakian, berada dalam batas antara ladang dan hutan heterogen, disini
ada shelter dan lokasi air kurang lebih 200 meter sebelah kiri jika kita
menghadap gunung kerinci. Jarak tempuh kurang lebih 2 km atau 30 menit
perjalanan dengan lintasan yang relatif landai. Kami berangkat meninggalkan pintu rimba menuju pos
1, Berjalan diheningnya malam melalui jalan setapak yang meskipun masih terbilang
landai namun kondisi jalan yang becek karena habis hujan benar-benar
mengharuskan kami untuk fokus dengan cahaya dari headlamp yang kami gunakan
masing-masing. Tiba di pos 1 kami rest dan cuma berselang 3 menit tiba-tiba
muncul cahaya dari atas dan itu adalah cahaya senter dari bang Levi (KPA Jejak
Kerinci) dan Yudi (Astadeca) yang sebelumnya sudah janjian sama Mol (via bbm ) untuk
turun menjemput kami dengan harapan bisa
camp bareng di pos 3 sambil makan bakso dan bermain domino yang mereka pesan
lewat molyanti.
Pos 1
(Pos Bangku Panjang) 2.000 Mdpl ~ Pos 2 (Pos Batu lumut) 2.225 Mdpl
Di pos 1 kami rest sejenak lalu bersama-sama
melanjutkan perjalanan menuju pos berikutnya, kami yang tadinya cuma bertiga berjalan
di kegelapan malam akhirnya menjadi 5 orang meskipun jumlah kami bertambah
namun suasana masih saja hening karena harus konsentrasi dengan jalanan yang
gelap, licin dan becek. Berjalan dan terus berjalan tanpa rest hingga kami tiba
di pos 2 dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit.
Pos 2
(Pos Batu Lumut) 2.225 Mdpl ~ Pos 3 kerinci
Pos batu lumut merupakan tempat
istirahat/camp meskipun tempatnya tidak terlalu luas namun cukup memenuhi syarat
untuk dijadikan tempat camp karena kurang lebih 10 m dari tempat ini terdapat
sumber air. Di pos ini kami rest cuma 5 menit karena kondisinya yang terbuka,
lembab, becek dan suasana yang semakin malam, kami segera melanjutkan
perjalanan menuju pos 3 dimana amir dan bler menunggu disana. Setelah berjalan
selama kurang lebih 30 menit tibalah kami di pos 3, kami tiba sekitar pukul 23.15
tanpa harus beristirahat si rangga membongkar carrier, mengeluarkan tenda lalu
kami bersama-sama mendirikan tenda tersebut. Setelah itu kami segera masuk
tenda ganti baju kemudian ngeteh sambil ngemil dan ngobrol dengan teman-teman
dari depok yang sudah menyediakan teh dan kopi buat kami.
4
oktober 2013
Pos 3
~ Shelter 1 2.510 Mdpl
Pagi yang cerah di pos 3, ketika
kami terbangun suara kicauan burung terdengar diluar sana namun rasa ngantuk dan lelah masih terasa hingga melanjutkan tidur dan terbangun ketika matahari
menyapa, ternyata sudah pukul 7.15 saya segera bangun, karena di pos
ini tidak ada sumber air kami cuma sarapan roti bakar dan ngeteh dengan
menggunakan sisa air yang semalam. Setelah itu packing dan bersiap-siap
melanjutkan perjalanan menuju Shelter 1. Kami Meninggalkan pos 3 sekitar pukul
10 pagi disinilah jalur adventure yang sesungguhnya dimulai, memasuki kawasan
hutan yang lebat dan terjal dengan kemiringan 45 hingga 60 derajat dan tiba di
shelter 1 dengan waktu tempuh kurang lebih sejam.
pos 3 kerinci |
Shelter
1 (2.510 Mdpl) ~ Shelter 2 ( 3.073 Mdpl)
Saya dan bang levi tiba di shelter
1 sekitar pukul 11, disana sudah nampak bler, yudi, amir, rangga dan mol
sedang beristirahat sambil ngobrol, begitu tiba sayapun rest sejenak menikmati
segarnya udara pegunungan yang selalu kurindukan. Beberapa orang teman pergi
mengambil air rencananya kami ngeteh dan makan-makan dulu sebelum melanjutkan
perjalanan yang akan lebih ekstrim dari jalur sebelumnya. Setelah mereka datang
trangia+bahan bakarnya segera kukeluarkan dari carrier habis itu kami masak dan
ngeteh bareng sambil ngobrol. Melanjutkan perjalanan menuju shelter 2 yang
terasa begitu ekstrim dengan menempuh medan “tanjakan tenyom” dan pepohonan
yang tidak lagi rapat. Waktu tempuh dari shelter 1 ke shelter 2 kurang lebih 3
jam, tempat ini disarankan sebagai tempat camp karena terdapat sumber air
disini walaupun cukup curam untuk mencapainya tetapi sumber air tidak pernah
habis ditambah kondisi shelter yang terlindungi. Kami tiba di shelter ini
sekitar pukul 15.00 dengan kondisi basah kuyup meski sudah memakai raincoat
karena hujan yang cukup deras menyertai perjalanan tadi. Kami Camp di shelter
ini walau hampir seharian hujan tapi ada hikmahnya juga karena airnya bisa
difungsikan.
Rest di Shelter 1 |
5
oktober 2013
Shelter
2 ( 3.073 Mdpl ) ~ Shelter 3 ( 3.351 Mdpl)
Pukul 01.40 dinihari saya sudah terbangun karena tidur
paling cepat diantara mereka, terbangun karena kakiku merasa kedinginan akhirnya
saya membangunkan mol dan kami masak air kemudian sarapan sereal yang dicampur
dengan susu putih meski tidak terbiasa tapi harus karena tubuh butuh kalori
yang lebih untuk bisa muncak, habis itu saya buat teh + gulamerah dan
menaruhnya dalam termos kesayangan yang akan selalu ikut disetiap pendakianku
karena sangat berguna waktu pendakianku ke Gunung Latimojong kemaren. Setelah
itu saya keluar tenda karena hendak pipis dan Alhamdulilah sudah tidak hujan,
kembali masuk ke tenda dan mempersiapkan barang-barang yang hendak dibawa. Setelah berdoa bersama, kami berangkat meninggalkan shelter 2 tepat pada pukul 03.45 subuh, melanjutkan
perjalanan menuju puncak kerinci. Jalur menuju shelter 3 melewati pohon-pohon
yang cukup tinggi kadang harus manjat dan scrambling bahkan akar pohon akan menjadi
pegangan dan pijakan, sangat menantang
apalagi melaluinya pada waktu dinihari dengan kondisi yang gelap dan hanya ada
cahaya dari headlamp masing-masing. Kami tiba di Shelter 3 sekitar pukul 04.50
WIB dengan waktu tempuh sekitar 1 jam, jadi teringat waktu kami camp di shelter ini 2
tahun lalu, sambil menunggu teman-teman yang lain saya rest sejenak di shelter
ini meskipun terasa dingin namun tidak masalah bagiku karena termos yang
berisi teh gulamerah setia menemaniku.
Shelter
3 (3.351 Mdpl) ~ Tugu Yuda 3.800 Mdpl ~ Puncak Kerinci 3805 Mdpl
Setelah rest kamipun melanjutkan perjalanan dengan
melewati jalur berupa pasir dan batuan cadas, perjalanan menuju puncak disambut
oleh angin yang cukup kencang dan suhu yang semakin dingin, sunrise yang begitu
indah diantara danau gunung tujuh mulai menyambut kami setelah berjalan sekitar
satu setengah jam dan sudah dekat dengan tugu yuda. Melihat pemandangan yang
begitu indah rasa lelah ini berganti menjadi semangat berlipat ganda, segera
kupacu langkahku untuk segera sampai ke tugu yuda lagi seperti 2 tahun yang
lalu dan disana barulah saya rest menikmati udara gunung dan pemandangan yang
sungguh indah, Subhanallah tak ada satu perjalananpun tanpa mengingatMu sungguh
indah ciptaanMu. Setelah rest di tugu yuda kami lanjut perjalanan menuju puncak
kerinci yang sudah nampak di depan mata, melewati medan yang terjal, bebatuan
cadas dan hembusan angin yang cukup kencang, langkah demi langkah, setapak demi
setapak dan Alhamdulilah tiba di puncak saya segera berlari-lari kecil menuju
puncak, Alhamdulilah berhasil menggapai atap sumatera untuk yang kedua kalinya,
setelah merenung sejenak saya memandangi sekeliling puncak Subhanallah betapa
kecilnya saya dihadapan alam semesta ini, diantara ciptaanMu, Inilah upah dari pendakian
yang melelahkan itu selain lebih mendekatkan
diri pada Tuhan, menambah rasa syukur dengan apa yang kita miliki juga
menciptakan sensasi kepuasan bathin.
Sunrise di tugu yuda |
Puncak Kerinci yang nampak begitu dekat dari tugu yuda |
Rest sejenak di tugu yuda |
Puncak Kerinci yang begitu indah diatapi cakrawala
membentang biru, memiliki kawah berbentuk kerucut dimana kawah tersebut berisi
air yang berwarna hijau kekuning-kuningan. Darisini kita juga dapat menyaksikan
landscap kota jambi, padang, bengkulu, dan danau gunung tujuh, bahkan juga
samudera hindia yang membentang indah di kejauhan. Inilah sebuah pengalaman
yang tidak bisa dibayar dengan sejumlah uang.
Atap Sumatera 3805 Mdpl |
Bersama kawanku "Mol" dan Bule Belanda yang ketemu di Shelter 2 |
Foto Bareng di Puncak Kerinci |
Puncak Kerinci |
Kami tidak lama di puncak karena bau belerang sudah mulai
mengganggu takut kesiangan juga karena masih ada target berikutnya yakni danau
gunung tujuh. Seperti biasa turun dari gunung pasti lebih mudah dibanding saat
pendakiannya, hal ini juga berlaku untuk gunung kerinci. Turun dari puncak
hingga ke gerbang memakan waktu sekitar 5 jam akan tetapi harus ektra hati-hati
menuruni gugusan cadas tetap menjadi adegan paling mencekam. Karena harus masak-masak dan makan siang dulu
kami tiba sore di pondok batas aspal terakhir, disini kami lama istirahat dan bercerita
sambil menunggu mobil yang akan mengantar kami ke basecamp bang Levi ( Jejak
Kerinci ).
Turun dari Puncak Kerinci |
Pemandangan Danau Gunung Tujuh yang nampak dari Tugu Yuda |
Batu Gantung Kerinci |
edisi narsis di Shelter 3 |
Basecamp KPA Jejak Kerinci terletak di kersik tuo tidak jauh dari
tugu macan, kami tiba pukul 16.30 disana kami disambut oleh teman-teman PA
Jejak Kerinci sudah tersedia termos, gula, teh, dan kopi disana dan nampak juga
si Yudi bersama Bler yang sudah lebih dulu tiba disana. Setelah ngeteh dan
ngobrol bersama mereka, Saya, Molyanti, Amir dan Rangga keluar hendak makan
bakso yang tempatnya tepat di depan tugu Macan, Saya masih ada keinginan untuk
foto di tugu ini tepat disamping patung macannya, namun karena waktu itu hujan
dan saya tidak tahu gimana caranya untuk naik, makanya terpending. Kesempatan itu datang saat Amir dan Rangga juga ke tempat ini, mol yang sudah lapar
terpaksa menahan laparnya untuk ikut menyebrang ke tugu macan. Akhirnya saya berada di
tugu ini lagi dan dengan bantuan dari rangga dan amir terpenuhi juga keinginanku berada disamping patung macan. Setelah itu kami kembali ke warung, makan bakso kemudian balik ke
basecamp mandi lalu istirahat karena besok paginya masih akan melanjutkan
perjalanan menuju danau Gunung Tujuh.
Simpang Macan |
Demikianlah Kisah perjalananku menggapai atap Sumatera
yang kedua kalinya bersama rekanku Molyanti mewakili Srikandi Sulawesi.
Terimakasih kepada teman-teman Sekber Kerinci, KPA JeJak Kerinci, dan Astadeca
KPA PNJ dan terimakasih khusus buat Rangga, Mela, Bang Melky, Levi, Reke, Bler,
Yudi, Amir dan kawan-kawan lainnya yang telah membantu hingga lancarnya
perjalanan kami.
7 komentar:
Salut bisa muncak di gunung kerinci.
Tulisannya keren, membawa pembacanya merasakan dengan apa yang ada di tulisan.
Saya kenal kak mol, pegawai akademik waktu saya kuliah di poltek.
Salam kenal kak
www.indonesianholic.com
Makasih akbar,..
saya baru belajar nulis, masih berantakan, hehee...
Ooo jadi Akbar temannya Mol ?
Iye'..
tulisannya informatif, catatan perjalanan yang membawa pembacanya ikut dengan apa yang dirasakan penulisnya.
Tinggal template blognya dirapikan, saya juga baru belajar menulis.
iye' kenalka. srikandi terkuat yang pernah yang saya kenal. hehehe
terkadang bingung mau panggil ibu atau kak..tapi kak mol lebih nyaman bede' dipanggil kak.
hehee.. makasih atas sarannya dek, hmm.. kayaknya bisa belajar sama akbar ini mengenai blog dan tulisan, hehee..
kalau tulisannya gimana dek? apa yang perlu dikoreksi? soalnya saya pemula jadi tidak pede..
Iyaa mol itu sahabatku, kalau mendaki sama dia tiap ada yang menyapa "ibu" itu pasti anak poltek, tapi memang lebih enak kedengarannya kalau dipanggil kakak, hehee..
Untuk belajar nge-blog sering2 saja blogwalking dan cari referansi dari blog orang lain.
untuk promo blog bisa masuk di group FB "warung Blogger"
Tulisannya sudah berkarakter dan Templatenya juga sudah mulai rapi.
Iye' kak mol memang lebih suka dipanggil kakak.
salam durhaka.
Hehee.. adik durhako
Posting Komentar